Kandangan,  (Antaranews Kalsel) - Harga gabah petani di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, masih normal yaitu Rp4 ribu per kilogram meski di beberapa daerah lain cenderung turun pascaterjadinya bencana banjir.

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Dinas Pertanian HSS Lutfiana di Kandangan Rabu mengatakan, cuaca cukup ekstrem yang terjadi di beberapa daerah lainnya, terutama di Jawa, membuat harga gabah turun drastis.

"Beruntung tahun ini, petani kita lepas dari bencana tersebut, karena perancanaan musim tanam dan musim panen yang telah diperhitungkan dengan tepat, sehingga produksi pertanian tetap stabil, begitu juga dengan harga gabah," katanya.

Kalaupun nanti terjadi penurunan harga yang cukup signifikan, tambah dia, petani tidak perlu khawatir, karena Perum Bulog yang sudah sudah bermitra dengan para gabungan kelompok tani (Gapoktan) siap membeli gabah sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan.

"Berdasarkan HPP harga pembelian gabah Bulog sebesar Rp3.750 per Kilo gram, sehingga selisihnya tidak terlalu jauh dengan harga normal, jadi petani tidak perlu khawatir," katanya.

Lutfiana berharap, ke depan para petani bersedia menjual gabah ke Bulog dari pada ke tengkulak, karena akan ada wacana dari pemerintah pusat, harga jual ke bulog dinaikan dari HPP yang sudah ada.

"Wacananya kedepan HPP naik jadi Rp4 ribu lebih per kilogram, makanya para petani lebih baik tidak menjual gabah kepada para tengkulak tapi ke Bulog sebab harga tak berbeda jauh.

Penetapan HPP, tambah dia, merupakan kebijakan pemerintah pusat untuk menjaga stabilitas harga, agar ketika puncak panen harga gabah petani tidak anjlok.

Sebelumnya, Kepala Bulog Divre Kalsel Dedi Supriadi, mengatakan, target pengumpulan beras petani pada 2017, sebanyak minimal 41 ribu ton beras atau 81 ribu ton gabah kering giling.

Menurut Dedi, meningkatkan serapan gabah petani tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas pertanian, badan ketahanan pangan, pemerintah kabupaten, TNI dan seluruh pihak terkait, untuk tidak segan-segan memproduksi gabah dalam jumlah besar.

"Sudah saya sampaikan, berapapun jumlah gabah yang dihasilkan akan kita beli, jadi saya harap pemerintah daerah jangan segan-segan untuk meningkatkan produksi padi," katanya.

Apalagi, tambah dia, peraturan Bulog jauh lebih longgar dibanding sebelumnya, di mana sebelumnya tingkat kadar air gabah yang dijual ke Bulog harus maksimal 20 persen, kini gabah dengan kadar air 25 persen bahkan lebih masih bisa diterima.

"Banyak padi petani yang terendam air, sehingga kadar airnya tinggi, padi-padi tersebut, masih bisa kita beli. Namun, jangan sampai ada pembiaran, sehingga membuat padi-padi busuk, baru dijual ke Bulog. Kalau itu yang terjadi, kami tidak bisa membeli," katanya.

Dedi juga memastikan, hingga kini banjir belum mempengaruhi produksi padi di Kalsel secara keseluruhan, karena target produksi padi Kalsel 2017 mencapai 2 juta ton lebih, sedangkan yang terkena dampak banjir tidak terlalu besar.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017