Tentara Israel pada Kamis memberlakukan jam malam di kota Deir Istiya, di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Seorang aktivis anti-permukiman Bilal Mansour mengatakan kepada Anadolu bahwa pasukan Israel menyerbu kota itu, menutup gerbang masuk dan mengumumkan jam malam melalui pengeras suara.
Menurutnya pasukan itu juga memblokir titik masuk utama ke dalam kota, melakukan patroli di jalan-jalan dan memerintahkan toko-toko untuk tutup.
Pasukan Israel tidak mengizinkan ada pergerakan dari penduduk.
Selain itu, para tentara memeriksa kendaraan dan pejalan kaki, dan mengklaim bahwa bebatuan dilemparkan ke kendaraan pemukim di dekat kota itu, tambah Mansour.
Dalam beberapa tahun terakhir, militer Israel melakukan penggerebekan rutin di Tepi Barat, yang meningkat sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Desa-desa Palestina ini kerap mengalami penyerbuan oleh militer Israel, yang seringkali melakukan pemeriksaan hingga ke dalam rumah. Bahkan dalam beberapa kasus, rumah-rumah tersebut dijadikan pos militer sementara dan penghuninya dipaksa pergi.
Selain itu, warga Palestina juga mengalami kekerasan yang dilakukan pemukim ilegal Israel.
Setidaknya 822 warga Palestina tewas dan hampir 6.500 orang terluka oleh tembakan tentara Israel di wilayah yang diduduki, menurut Kementerian Kesehatan.
Eskalasi ini menyusul pernyataan penting yang dikeluarkan Mahkamah Internasional pada Juli yang menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina sebagai "ilegal" dan menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Dewan Keamanan PBB kecam permukiman ilegal Israel di Palestina
Baca juga: PBB ingatkan lonjakan tajam serangan pemukim Israel di Tepi Barat
Baca juga: Bentrok antara warga Palestina dan tentara Israel meluas di Tepi Barat
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024