Risnawati Nurjanah, seorang ibu rumah tangga sekaligus produsen "pupur Babigi'" atau bedak bebiji membuktikan warisan lokal bisa menjadi kekuatan besar industri kecantikan.

"Bisnis ini saya mulai sejak 2024, tapi prosesnya sudah lama dari riset bahan, coba-coba resep, sampai akhirnya menemukan formula yang pas," kata Risna sekaligus pemilik Rissyacare di Tabalong, Selasa.

Bedak dingin khas Kalimantan ini  awalnya dibuat dari bahan sederhana seperti beras dan kunyit, namun Risnawati melakukan terobosan dengan menambahkan tanaman herbal lokal seperti gelinggang dan daun kelor.

“Gelinggang itu sebenarnya tanaman ekspor terbesar dari Kalimantan Selatan ke Jepang. Khasiatnya untuk mengatasi gatal dan jerawat sangat ampuh," jelasnya.

Jika ditambah daun kelor yang kaya antioksidan dapat membuat kulit lebih cerah dan sehat.

Proses pembuatan "pupur babigi" tidaklah mudah karena membutuhkan halaman luas untuk menjemur adonan.

Ia harus membagi produksinya di dua lokasi berbeda untuk mencampur bahan dan lokasi  lain  untuk penjemuran.

Setelah adonan siap, pupur dijemur di bawah sinar matahari selama dua hari tergantung kondisi cuaca.

“Kalau musim hujan, produksi bisa terhambat karena pupur sering kali masih  basah dan jika  menggunakak oven kualitasnya jadi turun, pupurnya gampang pecah,” jelasnya.

Meski menghadapi tantangan cuaca, ia tak menyerah.

Setiap hari, Risnawati bersama lima karyawannya yang mayoritas   ibu rumah tangga dan pemuda setempa bekerja keras mencampur, mencetak, dan menjemur pupur 20 hingga 30 nyiru dalam sekali produksi.

“Saya ingin memberdayakan orang-orang sekitar, daripada mereka menganggur,” katanya.

"Pupur Babigi" kini dipasarkan secara online melalui Facebook, TikTok, Shopee, dan Instagram.

Semua pemasaran dikelola sendiri oleh Risnawati, yang juga merangkap sebagai content creator.

Dari layar kecil ponselnya, ia membangun koneksi dengan pelanggan yang penasaran dengan khasiat produk lokal ini.

Berkat kerja kerasnya, Risnawati meraih juara pertama dalam kompetisi Adaro Spectapreneur 5.0 tahun 2024.

Uang hadiah lomba digunakannya sebagai  modal tambahan untuk membeli mesin pembubuk agar mempermudah proses produksi.

“Dulu pakai blender, harus berulang kali agar halus. Sekarang sekali giling langsung jadi bubuk,” ujarnya.

Tidak hanya "Pupur Babigi" usaha Rissyacare miliknya juga menghasilkan produk seperti deodoran alami, teh daun kelor, dan teh rimpang kiset khusus wanita.

Produk teh daun kelor bahkan mendapatkan banyak testimoni positif, termasuk menurunkan kadar gula darah.

"Alhamdulillah, banyak pelanggan merasa terbantu. Senang rasanya melihat orang lain merasakan manfaat dari apa yang kita buat,” ungkapnya.

Keberhasilan ini tidak membuat Risnawati berpuas diri.

Ia tengah mempersiapkan rumah produksi terpisah untuk memenuhi syarat dari BPOM.

Harapannya, produk "Pupur Babigi' bisa segera mendapat ijin BPOM sehingga semakin luas jangkauan pemasarannya.

Nama Rissyacare sendiri punya makna istimewa.

“Rissya itu nama anak saya, juga gabungan nama saya dan suami, Risna dan Syarif. Jadi, bisnis ini bukan hanya soal saya, tapi juga keluarga. Semoga bisa jadi kebanggaan kami semua," ungkapnya. 
 

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024