Tim dosen Universitas Sari Mulia (UNISM) Banjarmasin diketuai Nur Hidayah, MT dan beranggotakan M. Zulfadhilah, M.Kom dan Yusri, SE., MM menghadirkan inovasi penyediaan air bersih bagi warga pinggiran sungai di Desa Pembantanan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
"Kami mengenalkan teknologi membran ultrafiltrasi dan pendampingan pembuatan sabun cuci motor anti korosi dari eceng gondok," kata Nur Hidayah di Banjarmasin, Rabu.
Dia menyebut kegiatan pengabdian itu sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat pinggiran sungai.
Oleh karenanya, tim UNISM ingin memberikan solusi terhadap dua permasalahan utama di wilayah tersebut, yaitu akses air bersih dan pemanfaatan tanaman eceng gondok yang berlimpah di lingkungan sungai.
Kolaborasi pun dijalin dengan tim dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang diketuai Prof. Ir. Muthia Elma, ST., M.Sc., Phd. IPM, ASEAN ENG., INV dan beranggotakan Junius Akbar, M.Sc dan Dr. Yusnandar.
Dijelaskan Nur Hidayah, teknologi membran ultrafiltrasi yang diterapkan oleh tim pelaksana merupakan hasil inovasi dari tim pendamping.
Dimana inovasi ini dirancang untuk menyaring air sungai menjadi air yang layak konsumsi, dengan kemampuan menghilangkan bakteri, partikel berbahaya, dan kotoran dari air sungai yang sering digunakan oleh warga setempat.
Inovasi ini diharapkan dapat mempermudah akses air bersih bagi masyarakat, terutama di wilayah yang sulit dijangkau oleh sumber air bersih konvensional.
Selain itu, dalam upaya memberdayakan ekonomi lokal, tim dari kedua universitas juga memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk memproduksi sabun cuci motor anti korosi berbahan dasar eceng gondok, tanaman yang biasanya dianggap sebagai pengganggu ekosistem perairan.
Sabun ini memiliki keunggulan ramah lingkungan dan mampu melindungi kendaraan dari karat, memberikan manfaat lebih bagi warga dalam jangka panjang.
Dengan pelatihan ini, masyarakat tidak hanya mendapat keterampilan baru, tetapi juga peluang usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Tim pelaksana dari kedua universitas secara aktif memberikan pendampingan kepada warga desa dalam proses pemanfaatan teknologi air bersih dan pembuatan sabun.
Warga desa mengaku sangat terbantu dengan adanya teknologi penyaring air ini karena sekarang mereka bisa mendapatkan air bersih.
Selain itu, pelatihan membuat sabun dari eceng gondok membuka peluang usaha baru bagi warga.
Keberlanjutan program ini akan terus didukung oleh Universitas Sari Mulia dan Universitas Lambung Mangkurat melalui pendampingan dan pengawasan.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat dalam hal kesehatan dan akses air bersih, tetapi juga meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Desa Pembantanan melalui pengembangan produk ramah lingkungan dari sumber daya lokal.
Kegiatan ini terlaksana atas hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen Dikti melalui skema pendanaan Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) Tahun 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Kami mengenalkan teknologi membran ultrafiltrasi dan pendampingan pembuatan sabun cuci motor anti korosi dari eceng gondok," kata Nur Hidayah di Banjarmasin, Rabu.
Dia menyebut kegiatan pengabdian itu sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat pinggiran sungai.
Oleh karenanya, tim UNISM ingin memberikan solusi terhadap dua permasalahan utama di wilayah tersebut, yaitu akses air bersih dan pemanfaatan tanaman eceng gondok yang berlimpah di lingkungan sungai.
Kolaborasi pun dijalin dengan tim dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang diketuai Prof. Ir. Muthia Elma, ST., M.Sc., Phd. IPM, ASEAN ENG., INV dan beranggotakan Junius Akbar, M.Sc dan Dr. Yusnandar.
Dijelaskan Nur Hidayah, teknologi membran ultrafiltrasi yang diterapkan oleh tim pelaksana merupakan hasil inovasi dari tim pendamping.
Dimana inovasi ini dirancang untuk menyaring air sungai menjadi air yang layak konsumsi, dengan kemampuan menghilangkan bakteri, partikel berbahaya, dan kotoran dari air sungai yang sering digunakan oleh warga setempat.
Inovasi ini diharapkan dapat mempermudah akses air bersih bagi masyarakat, terutama di wilayah yang sulit dijangkau oleh sumber air bersih konvensional.
Selain itu, dalam upaya memberdayakan ekonomi lokal, tim dari kedua universitas juga memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk memproduksi sabun cuci motor anti korosi berbahan dasar eceng gondok, tanaman yang biasanya dianggap sebagai pengganggu ekosistem perairan.
Sabun ini memiliki keunggulan ramah lingkungan dan mampu melindungi kendaraan dari karat, memberikan manfaat lebih bagi warga dalam jangka panjang.
Dengan pelatihan ini, masyarakat tidak hanya mendapat keterampilan baru, tetapi juga peluang usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Tim pelaksana dari kedua universitas secara aktif memberikan pendampingan kepada warga desa dalam proses pemanfaatan teknologi air bersih dan pembuatan sabun.
Warga desa mengaku sangat terbantu dengan adanya teknologi penyaring air ini karena sekarang mereka bisa mendapatkan air bersih.
Selain itu, pelatihan membuat sabun dari eceng gondok membuka peluang usaha baru bagi warga.
Keberlanjutan program ini akan terus didukung oleh Universitas Sari Mulia dan Universitas Lambung Mangkurat melalui pendampingan dan pengawasan.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat dalam hal kesehatan dan akses air bersih, tetapi juga meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Desa Pembantanan melalui pengembangan produk ramah lingkungan dari sumber daya lokal.
Kegiatan ini terlaksana atas hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen Dikti melalui skema pendanaan Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) Tahun 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024