Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel ) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)dan mahasiswa di Banjarmasin, Kamis, berunjuk rasa terkait masalah kelangkaan serta naiknya harga Elpiji belakangan ini di Provinsi Kalimantan Selatan.

Mereka yang berunjuk rasa tersebut menggunakan atribut Lingkar Studi Ilmu Sosial Kemasyarakatan (Lsisk) serta Dewan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (Dema-FASEI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin.

Aksi unjuk rasa dengan tema "tuntaskan penanganan kelangkaan LPG 3 Kg di Kalsel" itu menuntut pertanggungjawaban PT Pertamina Regional VI atas kelangkaan LPG di Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam beberapa hari belakangan.

Pengunjuk rasa yang sempat berdialog dengan pihak manajemen Pertamina tersebut juga menuntut pengetatan pengawasan pendistribusian LPG 3 Kg, serta menindak tegas terhadap oknum yang melakukan penyelewengan.

Pasalnya selain mengalami kelangkaan sehingga sulit mendapatkan, harga LPG 3 Kg juga naik dari harga eceran tertinggi (HET) Rp17.500/tabung di luaran menjadi Rp40.000 dan bahkan melonjak sampai Rp60.000.

Menurut pengunjuk rasa terjadinya kelangkaan LPG serta kenaikan harga, antara lain karena antara permintaan/kebutuhan masyarakat tidak berbanding lurus dengan persediaan (stok).

"Semestinya seiring konversi penghapusan atau pengurangan pemakaian bahan bakar minyak (BBM), pemerintah/Pertamina harus mampu menyediakan LPG. Tetapi sesudah masyarakat mulai ketergantungan dengan LPG, ternyata pasokan kebutuhan rumah tersebut tidak terpenuhi," ujar pengunjuk rasa.

Sementara dalam dialog dengan pengunjuk rasa tersebut, Sales Representatif PT. Pertamina Sales Area Banjarmasin Aditia menjelaskan, kelangkaan LPG karena faktor cuaca buruk dan gelombang tinggi hingga empat meter di perairan Kalsel.

Oleh karena itu kapal juga tidak berlayar, sehingga terpaksa menunggu kapal yang lebih besar/berkapasitas 1.700 metrik ton, ujarnya seraya menyatakan persediaan sekarang sudah mulai normal dan dalam tahap penyesuaian pada tingkat pangkalan.

Terkait lonjakan harga di tingkat pengecer, dia menerangkan, hal itu karena pihaknya tidak memiliki akses dan data terkait jumlah pengecer, sehingga belum dapat menindak tegas pengecer yang menjual di atas HET.

Kendati demikian dia menegaskan pihaknya akan terus dan lebih inten mengawasi penjualan di tingkat pangkalan, baik ketersediaan tabung gas elpiji maupun harga yang ditetapkan.***3***



(T.KR-SKR/B/H005/H005) 23-02-2017 15:43:27

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017