Tim dosen dan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang menyelenggarakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) meningkatkan kapasitas guru dalam mengintegrasikan teknologi digital dan kearifan lokal sebagai bagian dari pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
"PKM ini kami laksanakan di Madrasah Aliyah Sultan Sulaiman di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar," kata Nuruddin Wiranda, M.Cs selaku Ketua Tim PKM ULM di Banjarmasin, Jumat.
Dengan program ini, para guru diajarkan cara memanfaatkan teknologi dalam mendukung pembelajaran yang kontekstual, sembari melestarikan dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal.
Tujuannya, membantu guru-guru untuk lebih mudah menerapkan P5 dengan memanfaatkan teknologi digital, tanpa mengabaikan unsur-unsur kearifan lokal yang ada di sekitar mereka.
Kegiatan ini didanai oleh Hibah DRTPM Dikti Tahun Anggaran 2024.
Tim PKM diketuai oleh Nuruddin Wiranda, M.Cs selaku dosen Program Studi Pendidikan Komputer, dengan anggota dosen Prof. Dr. Rusma Noortyani, M.Pd. dan Dewi Dewantara, M.Pd., serta dua mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika ULM, Muhammad Rizky Hidayat dan Siti Marlina.
Selain itu, terdapat dua mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Komputer, Muhammad Yulian dan Aulia Rahman, yang berperan sebagai pembantu lapangan.
Mitra utama dari kegiatan ini adalah para guru di bawah Yayasan Pendidikan Islam Sultan Sulaiman selaku pemilik Madrasah Aliyah Sultan Sulaiman yang berperan aktif dalam seluruh rangkaian pelatihan.
Rangkaian kegiatan PKM terdiri dari tiga pelatihan utama. Kegiatan pertama Lokakarya Pemanfaatan Sumber Daya Digital dalam Rangka Pencapaian P5, yang dilaksanakan pada tanggal 4 September 2024, dengan pemateri Prof. Dr. Rusma Noortyani, M.Pd. dan Nuruddin Wiranda, M.Cs..
Lokakarya ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran P5.
Para guru diajarkan cara memanfaatkan platform Google Suite, serta aplikasi pengelolaan proyek digital untuk mempermudah proses dokumentasi dan evaluasi kegiatan berbasis proyek.
Para pemateri menekankan bahwa teknologi bisa membantu guru dalam menyusun, memantau, dan mengevaluasi proyek siswa dengan lebih efisien dan terstruktur.
Pelatihan kedua Workshop P5 melalui Pembelajaran yang Terintegrasi Kearifan Lokal Kabupaten Banjar, yang dilaksanakan pada tanggal 14 dan 19 September 2024, dengan pemateri Dewi Dewantara, M.Pd. dan Nuruddin Wiranda, M.Cs..
Pada workshop ini, para guru diajak untuk merancang proyek P5 yang berbasis pada kearifan lokal.
Dewi Dewantara menekankan bahwa kearifan lokal, seperti tradisi, kerajinan, dan pengetahuan lingkungan, dapat diintegrasikan dalam pembelajaran yang berkelanjutan.
Selain melestarikan budaya, metode ini dapat membantu siswa memahami konteks lokal sambil mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan terakhir Praktik P5 yang mensinergikan sumber daya digital dan kearifan lokal yang dilaksanakan pada tanggal 2 dan 9 Oktober 2024, dipandu oleh Dewi Dewantara, M.Pd. dan Nuruddin Wiranda, M.Cs..
Pada tahap ini, guru-guru yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya menerapkan proyek-proyek P5 secara langsung di sekolah.
Proyek-proyek ini memadukan penggunaan teknologi digital dengan elemen kearifan lokal, seperti pembuatan video dokumentasi tentang budaya lokal atau penggunaan platform digital untuk menampilkan karya siswa.
Para guru diberikan arahan teknis mengenai cara memanfaatkan media digital dalam mendukung kegiatan tersebut.
Salah satu praktik P5 yang mensinergikan sumber daya digital dan kearifan lokal yakni praktik budidaya bunga kenangan yang menjadi kearifan lokal di sekolah.
Pelaksanaan PKM ini diharapkan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kompetensi para guru di Yayasan Pendidikan Islam Sultan Sulaiman, khususnya dalam penerapan P5.
Ketua tim PKM Nuruddin Wiranda mengungkapkan sinergi antara teknologi digital dan kearifan lokal merupakan kunci untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital ini.
Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, proses belajar mengajar bisa berjalan lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan zaman, sementara kearifan lokal tetap dipertahankan sebagai fondasi moral dan etika dalam pembelajaran.
Melalui dukungan Hibah DRTPM Dikti Tahun Anggaran 2024, program PKM ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Kalimantan Selatan, yang ingin mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam pelaksanaan P5.
Kolaborasi antara ULM dan Yayasan Pendidikan Islam Sultan Sulaiman juga diharapkan dapat berlanjut ke masa depan dengan berbagai inisiatif pendidikan lainnya, demi memperkuat kualitas pembelajaran di daerah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"PKM ini kami laksanakan di Madrasah Aliyah Sultan Sulaiman di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar," kata Nuruddin Wiranda, M.Cs selaku Ketua Tim PKM ULM di Banjarmasin, Jumat.
Dengan program ini, para guru diajarkan cara memanfaatkan teknologi dalam mendukung pembelajaran yang kontekstual, sembari melestarikan dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal.
Tujuannya, membantu guru-guru untuk lebih mudah menerapkan P5 dengan memanfaatkan teknologi digital, tanpa mengabaikan unsur-unsur kearifan lokal yang ada di sekitar mereka.
Kegiatan ini didanai oleh Hibah DRTPM Dikti Tahun Anggaran 2024.
Tim PKM diketuai oleh Nuruddin Wiranda, M.Cs selaku dosen Program Studi Pendidikan Komputer, dengan anggota dosen Prof. Dr. Rusma Noortyani, M.Pd. dan Dewi Dewantara, M.Pd., serta dua mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika ULM, Muhammad Rizky Hidayat dan Siti Marlina.
Selain itu, terdapat dua mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Komputer, Muhammad Yulian dan Aulia Rahman, yang berperan sebagai pembantu lapangan.
Mitra utama dari kegiatan ini adalah para guru di bawah Yayasan Pendidikan Islam Sultan Sulaiman selaku pemilik Madrasah Aliyah Sultan Sulaiman yang berperan aktif dalam seluruh rangkaian pelatihan.
Rangkaian kegiatan PKM terdiri dari tiga pelatihan utama. Kegiatan pertama Lokakarya Pemanfaatan Sumber Daya Digital dalam Rangka Pencapaian P5, yang dilaksanakan pada tanggal 4 September 2024, dengan pemateri Prof. Dr. Rusma Noortyani, M.Pd. dan Nuruddin Wiranda, M.Cs..
Lokakarya ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran P5.
Para guru diajarkan cara memanfaatkan platform Google Suite, serta aplikasi pengelolaan proyek digital untuk mempermudah proses dokumentasi dan evaluasi kegiatan berbasis proyek.
Para pemateri menekankan bahwa teknologi bisa membantu guru dalam menyusun, memantau, dan mengevaluasi proyek siswa dengan lebih efisien dan terstruktur.
Pelatihan kedua Workshop P5 melalui Pembelajaran yang Terintegrasi Kearifan Lokal Kabupaten Banjar, yang dilaksanakan pada tanggal 14 dan 19 September 2024, dengan pemateri Dewi Dewantara, M.Pd. dan Nuruddin Wiranda, M.Cs..
Pada workshop ini, para guru diajak untuk merancang proyek P5 yang berbasis pada kearifan lokal.
Dewi Dewantara menekankan bahwa kearifan lokal, seperti tradisi, kerajinan, dan pengetahuan lingkungan, dapat diintegrasikan dalam pembelajaran yang berkelanjutan.
Selain melestarikan budaya, metode ini dapat membantu siswa memahami konteks lokal sambil mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan terakhir Praktik P5 yang mensinergikan sumber daya digital dan kearifan lokal yang dilaksanakan pada tanggal 2 dan 9 Oktober 2024, dipandu oleh Dewi Dewantara, M.Pd. dan Nuruddin Wiranda, M.Cs..
Pada tahap ini, guru-guru yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya menerapkan proyek-proyek P5 secara langsung di sekolah.
Proyek-proyek ini memadukan penggunaan teknologi digital dengan elemen kearifan lokal, seperti pembuatan video dokumentasi tentang budaya lokal atau penggunaan platform digital untuk menampilkan karya siswa.
Para guru diberikan arahan teknis mengenai cara memanfaatkan media digital dalam mendukung kegiatan tersebut.
Salah satu praktik P5 yang mensinergikan sumber daya digital dan kearifan lokal yakni praktik budidaya bunga kenangan yang menjadi kearifan lokal di sekolah.
Pelaksanaan PKM ini diharapkan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kompetensi para guru di Yayasan Pendidikan Islam Sultan Sulaiman, khususnya dalam penerapan P5.
Ketua tim PKM Nuruddin Wiranda mengungkapkan sinergi antara teknologi digital dan kearifan lokal merupakan kunci untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital ini.
Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, proses belajar mengajar bisa berjalan lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan zaman, sementara kearifan lokal tetap dipertahankan sebagai fondasi moral dan etika dalam pembelajaran.
Melalui dukungan Hibah DRTPM Dikti Tahun Anggaran 2024, program PKM ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Kalimantan Selatan, yang ingin mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam pelaksanaan P5.
Kolaborasi antara ULM dan Yayasan Pendidikan Islam Sultan Sulaiman juga diharapkan dapat berlanjut ke masa depan dengan berbagai inisiatif pendidikan lainnya, demi memperkuat kualitas pembelajaran di daerah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024