Tim Program Pemberdayaan Desa Binaan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan Universitas Sari Mulia (UNISM) membina pelaku UMKM di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, guna meningkatkan produksi kain tenun khas Desa Manurung menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).
Tim ULM tersebut terdiri dari Dr. Samsul Hadi, Deni Setiawan, M.Clin, M. Laily Qadry Sukmana dan Yusri.
Baca juga: Badan Karantina-ULM terapkan satu sistem kekarantinaan di Kalimantan
"Selama ini pelaku UMKM di Desa Manurung Kecamatan Kusan Tengah dalam memroduksi kain tenun pagatan menggunakan teknik gedog," kata Ketua Tim Pengabdian Dr. Samsul Hadi melalui keterangan tertulis di Batulicin, Selasa.
Dia menjelaskan teknik gedog merupakan cara tradisional membuat kain tenun yang sangat sederhana, seperti perajin memangku alat sambil duduk di lantai untuk merajut benang dengan menyesuaikan motif yang desain sebelumnya hingga menjadi kain.
Untuk menghasilkan satu lembar kain dengan ukuran dua meter memerlukan waktu kurang lebih hingga satu bulan sehingga, dengan produksi yang relatif lama maka teknik ini kurang diminati oleh para remaja untuk belajar menenun.
Di sisi lain teknik ini juga dinilai tidak dapat dijadikan sebagai lapangan pekerjaan oleh para remaja karena tidak sesuai antara lamanya produksi dengan hasil produksi.
"Agar regenerasi perajin kain tenun khas pagatan tetap ada, DRTPM menyelenggarakan Program Desa Binaan dengan membina dan mengenalkan ATBM kepada pelaku UMKM guna meningkatkan produksi kain tenun," tuturnya.
Baca juga: KLHK sebut ULM punya peran strategis kelola lahan basah
Menurut Samsul, ATBM dapat mempercepat dan memperbesar volume produksi tenun tradisional, Alat ini dapat memproduksi kain dua meter dalam waktu dua hari dan biaya operasional juga tergolong murah dibandingkan dengan alat tenun modern atau mesin,
Samsul menyebutkan program pembinaan ini akan berlanjut karena bantuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Program Pemberdayaan Desa binaan dengan dengan Nomor Kontrak Induk 022/E5/PG.02.00/PM.BATCH.2/2024 dan Kontrak Turunan 1541/UN8.2/AM/2024.
"Harapannya program pembaharuan teknik menenun dapat terlaksana dan berkontribusi positif terhadap masyarakat Desa Manurung sebagai peluang kesempatan dalam bekerja dan melestarikan kebudayaan," ungkap Samsul.
Program ini juga melibatkan partisipasi aktif mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat yaitu Nazwa Rahmadina , Rizka Aulia Ramadani, Noor Rahmi Febriani dan Nor Khadijah dan antusias masyarakat Desa Manurung, Kusan Tengah, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Baca juga: ULM laksanakan Ekspedisi Batang Banyu mengabdi ke desa di Barito Kuala
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Tim ULM tersebut terdiri dari Dr. Samsul Hadi, Deni Setiawan, M.Clin, M. Laily Qadry Sukmana dan Yusri.
Baca juga: Badan Karantina-ULM terapkan satu sistem kekarantinaan di Kalimantan
"Selama ini pelaku UMKM di Desa Manurung Kecamatan Kusan Tengah dalam memroduksi kain tenun pagatan menggunakan teknik gedog," kata Ketua Tim Pengabdian Dr. Samsul Hadi melalui keterangan tertulis di Batulicin, Selasa.
Dia menjelaskan teknik gedog merupakan cara tradisional membuat kain tenun yang sangat sederhana, seperti perajin memangku alat sambil duduk di lantai untuk merajut benang dengan menyesuaikan motif yang desain sebelumnya hingga menjadi kain.
Untuk menghasilkan satu lembar kain dengan ukuran dua meter memerlukan waktu kurang lebih hingga satu bulan sehingga, dengan produksi yang relatif lama maka teknik ini kurang diminati oleh para remaja untuk belajar menenun.
Di sisi lain teknik ini juga dinilai tidak dapat dijadikan sebagai lapangan pekerjaan oleh para remaja karena tidak sesuai antara lamanya produksi dengan hasil produksi.
"Agar regenerasi perajin kain tenun khas pagatan tetap ada, DRTPM menyelenggarakan Program Desa Binaan dengan membina dan mengenalkan ATBM kepada pelaku UMKM guna meningkatkan produksi kain tenun," tuturnya.
Baca juga: KLHK sebut ULM punya peran strategis kelola lahan basah
Menurut Samsul, ATBM dapat mempercepat dan memperbesar volume produksi tenun tradisional, Alat ini dapat memproduksi kain dua meter dalam waktu dua hari dan biaya operasional juga tergolong murah dibandingkan dengan alat tenun modern atau mesin,
Samsul menyebutkan program pembinaan ini akan berlanjut karena bantuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Program Pemberdayaan Desa binaan dengan dengan Nomor Kontrak Induk 022/E5/PG.02.00/PM.BATCH.2/2024 dan Kontrak Turunan 1541/UN8.2/AM/2024.
"Harapannya program pembaharuan teknik menenun dapat terlaksana dan berkontribusi positif terhadap masyarakat Desa Manurung sebagai peluang kesempatan dalam bekerja dan melestarikan kebudayaan," ungkap Samsul.
Program ini juga melibatkan partisipasi aktif mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat yaitu Nazwa Rahmadina , Rizka Aulia Ramadani, Noor Rahmi Febriani dan Nor Khadijah dan antusias masyarakat Desa Manurung, Kusan Tengah, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Baca juga: ULM laksanakan Ekspedisi Batang Banyu mengabdi ke desa di Barito Kuala
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024