Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Kondisi jalan Banjarmasin-daerah hulu sungai atau Banua Anam Kalimantan Selatan terlihat bergelombang atau tampak mulai rusak.


Pewarta Antara Kalimantan Selatan yang melakukan perjalanan ke wilayah Banua Anam tersebut, Rabu, melaporkan kondisi jalan bergelombang itu terutama sebelah kiri arah dari daerah hulu sungai-Banjarmasin.

Jalan sebelah kiri arah dari Banjarmasin-Banua Anam atau kanan arah Banua Anam-Banjarmasin relatif terasa mulus, seperti di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, dan Banjar.

Armada anggota Semen Conch, produksi perusahaan asing yang beroperasi di Kabupaten Tabalong, Kalsel, dengan muatan puluhan ton melintasi jalan raya/jalan umum di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut

Angkutan semen tersebut setiap hari (siang-malam) dalam beberapa bulan terakhir dari kabupaten paling utara Kalsel ke ibu kota provinsi itu, melintas wilayah Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, dan Banjar.

Sekretaris Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalsel Riswandi ketika dimintai komentar memperkirakan, ancaman kerusakan jalan raya/umum Banua Anam-Banjarmasin salah satu penyebabnya angkutan semen Conch.

Pasalnya Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan serta pertambangan dan energi itu, pernah menyaksikan sendiri armada angkutan Semen Conch berupa trailer bermuatan mencapai 30 ton, bahkan lebih atau bisa sampai 50 ton.

Kelas jalan di Kalsel secara umum maksimal daya tahan/beban sekitar delapan ton atau baru kelas III--belum ada kelas II--, apalagi kelas I sebagaimana di provinsi tetangga, Kalimantan Timur sudah ada ruas jalan nasional kelas I.

Oleh sebab itu, tidak mustahil jalan trans Kalimantan poros tengah Kalsel yang terancam kerusakan tersebut pada bagian kiri arah dari Banua Anam-Banjarmasin, karena lindasan armada pengangkut Semen Conch yang mencapai puluhan ton tersebut.

Berkaitan dengan persoalan angkutan semen perusahaan dari negeri "Tirai Bambu" Tiongkok di Kabupaten Tabalong tersebut, Komisi III DPRD Kalsel dengan pimpinan ketua komisinya, Gustri Rudiansyah, berkonsultasi ke Kementerian Perhubungan, pekan lalu.

Dalam pembicaraan dengan Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdar) Kemenhub tersebut, salah satu alternatif untuk pengawasan angkutan yang melebihi ketentuan maksimal melalui jembatan timbang.

"Pihak Kemenhub bersedia untuk penyediaan jembatan timbang tersebut, tetapi buat sementara jembatan timbang yang bersifat `mobile` (bergerak/bisa beralih-alih tempat)," demikian Riswandi.

Pada kesempatan terpisah, anggota Komisi III DPRD Kalsel Misri Syarkawie mengatakan trailer pengangkut Semen Conch tersebut menggunakan sistem empat sumbu, dan tiap sumbu dengan gandar tekanan/beban delapan ton.

"Jadi berdasarkan titik sumbu tersebut, berarti trailer itu hanya boleh mengangkut semen dengan muatan 40 ton, yang tekanan bebannya sama dengan delapan ton saja," ujar Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel itu.

Akan tetapi, katanya, kenyataan di lapangan ketika pihaknya mengecak jalan rusak di wilayah Balangan, muatan trailer tersebut bisa mencapai 50 ton.

"Oleh sebab itu, perlu jembatan timbang buat mengecek muatan, apakah melampaui ketentuan maksimal," demikian Misri. 

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017