Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kotabaru Kalimantan Selatan Minggu Basuki mengatakan, pesta Malasuang Manu dan perlombaan Katir Race merupakan wujud dari pelestarian budaya dan tradisi bagi warga Dasa di Teluk Aru Kecamatan Pulau Laut Kepulauan.
"Melalui Festival ini kita dapat menyaksikan tradisi adat istiadat dan seni budaya yang merupakan kekayaan yang harus kita syukuri," kata Minggu Basuki di Teluk Aru, dilaporkan, Senin.
Basuki menyampaiakan, festival Katir Race dan Malasuang Manu 2024 sebagai wujud dan komitmen bersama dalam upaya memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Kotabaru, serta wujud pelestarian adat budaya kearifan loka dengan harapan menjadi daya tarik wisatawan.
Pemerintah daerah terus berkomitmen dalam memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Kotabaru, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya, serta memperkaya pengalaman wisatawan yang datang ke Kabupaten Kotabaru.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya yang dimiliki.
"Budaya kita adalah identitas kita dan dengan menjaga warisan budaya, kita juga turut menjaga jati diri dan keragamaan yang menjadi kekuatan kita sebagai bangsa," tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Sonny Tua Halomoan menyampaikan,
Festival Malasuang Manu mulai 2003 menjadi agenda tahunan Pemerintah Daerah Kotabaru bekerjasama dengan panitia Kecamatan Pulau Laut Kepulauan.
Menjadi kalender event Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga (Disparpora) Kotabaru untuk terus dilestarikan, di mana Malasuang Manu sendiri merupakan wujud rasa syukur Suku Mandar yang kesehariannya bekerja sebagai Nelayan.
"Malasuang Manu adalah budaya adat kearifan lokal dengan melepas sepasang ayam jantan dan betina di bibir pantai Teluk Aru atau ke Pulau Cinta yang terus dilaksanakan secara turun temurun," kata Sonny.
Dalam kegiatan ini suku Mandar memiliki atraksi Budaya Adat yaitu menampilkan lomba Katir Race yang merupakan kolaborasi empat Desa yang ada di Kecamatan Pulau Laut Kepulauan. Antara lain Desa Teluk Aru, Desa Kerasian, Desa Kerayaan dan Desa Kerumputan.
Katir Race itu adalah sebuah perahu khas orang mandar dimana fungsinya untuk mencari ikan dan sebagai alat transportasi yang mana perahu itu menggunakan layar.
"Festival ini juga dapat dijadikan ajang promosi Pariwisata yang ada di Kabupaten Kotabaru," ujarnya.
Ia menambahakan, kegiatan seperti ini perlu dilestarikan sebagai salah satu sarana mempromosikan tradisi lokal dan dikemas dalam bentuk Festival agar lebih dikenal sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kotabaru, khususnya ke Desa Teluk Aru Kecamatan Pulau Laut Kepulauan.
"Katir Race di Kalimantan Selatan hanya ada di Kabupaten Kotabaru." Jelasnya.
Sonny juga mengajak seluruh pengunjung untuk tetap menjaga kebersihkan pantai Teluk Aru dan sekitarnya untuk menumbuhkan Sapta Pesona.
"Guna menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah, sangat penting untuk menciptakan kondisi sapta pesona, yang terdiri dari tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sehat, indah, ramah tamah dan kenangan, jadi siapapun wisatawan baik lokal, maupun mancanegara yang ke Teluk Aru harus bisa merasakan bagaimana Teluk Aru itu indah dan bersih," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Melalui Festival ini kita dapat menyaksikan tradisi adat istiadat dan seni budaya yang merupakan kekayaan yang harus kita syukuri," kata Minggu Basuki di Teluk Aru, dilaporkan, Senin.
Basuki menyampaiakan, festival Katir Race dan Malasuang Manu 2024 sebagai wujud dan komitmen bersama dalam upaya memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Kotabaru, serta wujud pelestarian adat budaya kearifan loka dengan harapan menjadi daya tarik wisatawan.
Pemerintah daerah terus berkomitmen dalam memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Kotabaru, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya, serta memperkaya pengalaman wisatawan yang datang ke Kabupaten Kotabaru.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya yang dimiliki.
"Budaya kita adalah identitas kita dan dengan menjaga warisan budaya, kita juga turut menjaga jati diri dan keragamaan yang menjadi kekuatan kita sebagai bangsa," tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Sonny Tua Halomoan menyampaikan,
Festival Malasuang Manu mulai 2003 menjadi agenda tahunan Pemerintah Daerah Kotabaru bekerjasama dengan panitia Kecamatan Pulau Laut Kepulauan.
Menjadi kalender event Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga (Disparpora) Kotabaru untuk terus dilestarikan, di mana Malasuang Manu sendiri merupakan wujud rasa syukur Suku Mandar yang kesehariannya bekerja sebagai Nelayan.
"Malasuang Manu adalah budaya adat kearifan lokal dengan melepas sepasang ayam jantan dan betina di bibir pantai Teluk Aru atau ke Pulau Cinta yang terus dilaksanakan secara turun temurun," kata Sonny.
Dalam kegiatan ini suku Mandar memiliki atraksi Budaya Adat yaitu menampilkan lomba Katir Race yang merupakan kolaborasi empat Desa yang ada di Kecamatan Pulau Laut Kepulauan. Antara lain Desa Teluk Aru, Desa Kerasian, Desa Kerayaan dan Desa Kerumputan.
Katir Race itu adalah sebuah perahu khas orang mandar dimana fungsinya untuk mencari ikan dan sebagai alat transportasi yang mana perahu itu menggunakan layar.
"Festival ini juga dapat dijadikan ajang promosi Pariwisata yang ada di Kabupaten Kotabaru," ujarnya.
Ia menambahakan, kegiatan seperti ini perlu dilestarikan sebagai salah satu sarana mempromosikan tradisi lokal dan dikemas dalam bentuk Festival agar lebih dikenal sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kotabaru, khususnya ke Desa Teluk Aru Kecamatan Pulau Laut Kepulauan.
"Katir Race di Kalimantan Selatan hanya ada di Kabupaten Kotabaru." Jelasnya.
Sonny juga mengajak seluruh pengunjung untuk tetap menjaga kebersihkan pantai Teluk Aru dan sekitarnya untuk menumbuhkan Sapta Pesona.
"Guna menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah, sangat penting untuk menciptakan kondisi sapta pesona, yang terdiri dari tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sehat, indah, ramah tamah dan kenangan, jadi siapapun wisatawan baik lokal, maupun mancanegara yang ke Teluk Aru harus bisa merasakan bagaimana Teluk Aru itu indah dan bersih," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024