Rumah Sakit Umun Daerah Ulin Banjarmasin Kalimantan Selatan akan dijadikan sebagai pusat rujukan penyakit kanker dan jantung untuk wilayah regional Kalimantan.



Hal tersebut disampaikan Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin pada rapat komisi X DPR-RI dengan pejabat dan instansi terkait di Pemprov Kalsel dan 13 kabupaten di Kalsel di Aula Abdi Persada Pemprov Kalsel, Senin.

Kedatangan 16 anggkota komisi X DPR-RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X H Asman Abnur dalam rangka menggali berbagai persoalan tentang pendidikan, pariwisata, perpustakaan, dan olahraga.

Pada kesempatan tersebut gubernur menyampaikan, selain ditargetkan menjadi RS rujukan kanker dan jantung, RSUD Ulin juga dikembangkan menjadi rumah sakit Internasional dan RS kelas A pendidikan.

Dalam upaya menuju RS pendidikan tersebut, kata dia, kini pihaknya sedang mengembangkan berbagai fasilitas yang diperlukan sehingga memenuhi standar sebagai rumah sakit untuk pengembangan dan praktik kedokteran.

Guna melengkapi berbagai fasilitas untuk pendidikan dan rujukan penyakit jantung dan kanker tersebut total dana yang diperlukan Rp288 miliar.

"Hingga 2012 target APBD yang disiapkan sebesar Rp14,9 miliar dan Rp31 miliar," katanya.

Dengan demikian, kata dia, masih diperlukan dukungan dana dari APBN sebesar Rp242 miliar untuk keperluan pembangunan fisik poliknik serta pengadaan alat kesehatan dan alat kedokteran.

Selain itu, kata dia, Kalsel adalah daerah yang tertinggi kerusakan giginya secara nasional, sehingga diperlukan pembangunan rumah sakit gigi dan mulut.

"Pembangunan rumah sakit tersebut penting kita lakukan agar generasi yang akan datang kesehatan giginya membaik dibandingkan kondisi sekarang," katanya.

Total dana yang dibutuhkan sebesar Rp102 miliar, terdiri atas Rp72 miliar untuk bangunan dan Rp30 miliar untuk alat kesehatan.  

Pembangunan fisiknya RSGM dibiayai dari dana APBD 2011 sebesar Rp32 miliar dan pada 2012 Rp40 Miliar.

Menjawab pertanyaan Anggota Komisi X dari F PDI-P Itet Tridjajati Sumarijanto tentang peran perusahaan terhadap pendidikan di Kalsel termasuk pembangunan pendidikan kesehatan menurut Gubernur selama ini pengelolaan CSR belum maksimal.

Menurut Gubernur CSR hanya dipusatkan di daerah yang di sekitar perusahaan, sedangkan pemerintah berharap pengelolaan CSR bisa disinergikan dengan pembangunan pemerintah provinsi maupun kabupaten.

Rektor Unlam Ruslan yang juga hadir pada acara tersebut mengatakan, kontribusi perusahaan di Kalsel terhadap pendidikan belum terlalu besar.

"Hal kecil saja, Unlam memiliki bus angkutan mahasiswa tetapi tidak ada yang bantuan dari perusahaan, padahal di Kalsel ada PT Adaro, PT Artumin, dan perusahaan besar lainnya," katanya.

Kondisi tersebut berbeda dengan di daerah lain, di mana perusahaan telah memberikan perhatian terhadap pendidikan antara lain bus angkutan mahasiswa rata-rata bertuliskan bantuan dari perusahaan A, B, dan lainnya.

Ruslan berharap ada aturan yang mengatur kontribusi perusahaan terhadap pendidikan terutama untuk pengembangan pendidikan tinggi.

"Saya rasa aturan tersebut dibuat dari pusat," katanya.

Kedatangan Komisi X yang dijadwalkan pukul 15.00 Wita molor hingga pukul 16:30 Wita karena terjadi keterlambatan jadwal penerbangan Garuda Indonesia.

Sebelum menerima komisi X, Gubernur juga menerima rombongan komisi IV yang juga melakukan tugas yang sama.

Dijadwalkan kedua rombongan tersebut berada di Kalsel selama dua hari setelah melakukan kunjungan ke lapangan sesuai bidang tugas masing-masing./B

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011