Tim Pengabdian Dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kalimantan Selatan (Kalsel) memberikan pembekalan bagi petani dari kelompok Karang Taruna Tunas Muda Ulin Utara meningkatkan ekonomi penduduk setempat dengan membentuk wisata edukasi kebun sayur di Landasan Ulin Utara, Banjarbaru.
“Sebab sebagian besar penduduk di kampung ini bermata pencaharian dari sayur mayur, karena itu perlu upaya dan akselerasi memperkuat wawasan kelompok pemuda agar mampu mengelola lahan ini dengan baik,” kata Tim Dosen ULM Sidderatul Akbar di Banjarbaru usai memberikan materi kepada kelompok karang taruna di Banjarbaru, Kamis.
Dia menyebutkan salah satu pemahaman penting yang diberikan adalah terkait tingkatan keasaman dan kebasaan tanah pertanian (pH), karena tanaman akan subur jika tingkatan pH berada pada kisaran angka 6,5-7,5.
“Program ini merupakan bagian dari pengabdian dosen bagi masyarakat. Kami hadir untuk memperkuat kelembagaan karang taruna di kelurahan ini agar lebih solid sehingga wisata edukasi kebun sayur di kampung ini terbentuk dengan kerja sama yang baik,” ujarnya.
Sidderatul berharap wisata edukasi kebun sayur ini nantinya dapat dikembangkan penduduk setempat, dan tidak hanya fokus pada pendapatan tetapi juga kreativitas pengelolaan sehingga dapat menjadi kebun edukasi bagi masyarakat yang ditanami berbagai macam sayuran.
Melalui pembekalan ini, kata dia, kelompok pemuda di kelurahan tersebut juga diberikan pemahaman terkait pengembangan lahan dengan kolaborasi dan dukungan dari penggiat lingkungan, akademisi, serta pemerintah daerah agar terwujud keinginan penduduk setempat menjadikan kebun sayur sebagai wisata edukasi.
Menurut Sidderatul, upaya itu akan menjadi motivasi bagi petani, agar nantinya kebun sayur memiliki infrastruktur yang dapat mempermudah dalam pemasaran hasil panen.
“Secara umum, pengetahuan petani tentang perkebunan sudah baik, cara mengembangkan agar panen melimpah juga sudah cukup bagus. Kita harapkan ini menjadi modal agar pendapatan mereka dapat meningkat,” ucapnya.
Tim Dosen Pengabdian dari ULM tersebut, di antaranya Dr. Syakrani, M.S., Dr. Taufik Arbain, M.Si, Dr. H.M. Nur Iman Ridwan, S.Sos M.Si, Aulia S.Sos., M.AP, Sidderatul Akbar, S.Sos, M.Si, Dewi Purboningsih, SAP., MAP, Sugianoor, S.Sos., M.AP, dan dibantu oleh dua mahasiswi Jhanny Sabatina F dan Alvira Bilqia.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Tunas Muda Ulin Utara Eko Winarto mengatakan pembekalan dan bimbingan dari akademisi ini sangat penting, apalagi yang berkaitan dengan teknik pemasaran yang belum dikuasai sepenuhnya oleh penduduk setempat.
Menurut dia, ada beberapa hal yang masih menjadi persoalan, mulai dari pemasaran hasil panen yang masih secara konvensional dan hanya dijual kepada tengkulak sehingga hasil penjualan tidak terlalu signifikan.
Kemudian, terkait penerapan standar wisata kebun edukasi juga menjadi tantangan sehingga penduduk setempat masih membutuhkan bimbingan agar mampu mengelola kebun dengan baik.
Selain itu, lanjut dia, petani juga meminta masukan dari akademisi untuk mengetahui tingkatan pH tanah kebun sehingga hasil panen dapat maksimal jika kualitas tanah juga bagus.
“Karena ini kebun edukasi, kita harus pastikan tanahnya juga subur. Kebun ini sudah berjalan tiga bulan, hasil panen juga bagus, sehingga kami berharap ini dapat menjadi perhatian pemerintah daerah,” kata Winarto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
“Sebab sebagian besar penduduk di kampung ini bermata pencaharian dari sayur mayur, karena itu perlu upaya dan akselerasi memperkuat wawasan kelompok pemuda agar mampu mengelola lahan ini dengan baik,” kata Tim Dosen ULM Sidderatul Akbar di Banjarbaru usai memberikan materi kepada kelompok karang taruna di Banjarbaru, Kamis.
Dia menyebutkan salah satu pemahaman penting yang diberikan adalah terkait tingkatan keasaman dan kebasaan tanah pertanian (pH), karena tanaman akan subur jika tingkatan pH berada pada kisaran angka 6,5-7,5.
“Program ini merupakan bagian dari pengabdian dosen bagi masyarakat. Kami hadir untuk memperkuat kelembagaan karang taruna di kelurahan ini agar lebih solid sehingga wisata edukasi kebun sayur di kampung ini terbentuk dengan kerja sama yang baik,” ujarnya.
Sidderatul berharap wisata edukasi kebun sayur ini nantinya dapat dikembangkan penduduk setempat, dan tidak hanya fokus pada pendapatan tetapi juga kreativitas pengelolaan sehingga dapat menjadi kebun edukasi bagi masyarakat yang ditanami berbagai macam sayuran.
Melalui pembekalan ini, kata dia, kelompok pemuda di kelurahan tersebut juga diberikan pemahaman terkait pengembangan lahan dengan kolaborasi dan dukungan dari penggiat lingkungan, akademisi, serta pemerintah daerah agar terwujud keinginan penduduk setempat menjadikan kebun sayur sebagai wisata edukasi.
Menurut Sidderatul, upaya itu akan menjadi motivasi bagi petani, agar nantinya kebun sayur memiliki infrastruktur yang dapat mempermudah dalam pemasaran hasil panen.
“Secara umum, pengetahuan petani tentang perkebunan sudah baik, cara mengembangkan agar panen melimpah juga sudah cukup bagus. Kita harapkan ini menjadi modal agar pendapatan mereka dapat meningkat,” ucapnya.
Tim Dosen Pengabdian dari ULM tersebut, di antaranya Dr. Syakrani, M.S., Dr. Taufik Arbain, M.Si, Dr. H.M. Nur Iman Ridwan, S.Sos M.Si, Aulia S.Sos., M.AP, Sidderatul Akbar, S.Sos, M.Si, Dewi Purboningsih, SAP., MAP, Sugianoor, S.Sos., M.AP, dan dibantu oleh dua mahasiswi Jhanny Sabatina F dan Alvira Bilqia.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Tunas Muda Ulin Utara Eko Winarto mengatakan pembekalan dan bimbingan dari akademisi ini sangat penting, apalagi yang berkaitan dengan teknik pemasaran yang belum dikuasai sepenuhnya oleh penduduk setempat.
Menurut dia, ada beberapa hal yang masih menjadi persoalan, mulai dari pemasaran hasil panen yang masih secara konvensional dan hanya dijual kepada tengkulak sehingga hasil penjualan tidak terlalu signifikan.
Kemudian, terkait penerapan standar wisata kebun edukasi juga menjadi tantangan sehingga penduduk setempat masih membutuhkan bimbingan agar mampu mengelola kebun dengan baik.
Selain itu, lanjut dia, petani juga meminta masukan dari akademisi untuk mengetahui tingkatan pH tanah kebun sehingga hasil panen dapat maksimal jika kualitas tanah juga bagus.
“Karena ini kebun edukasi, kita harus pastikan tanahnya juga subur. Kebun ini sudah berjalan tiga bulan, hasil panen juga bagus, sehingga kami berharap ini dapat menjadi perhatian pemerintah daerah,” kata Winarto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024