Ustadz Haji Walad Haderawi mengingatkan kaum Muslim dalam menghadapi Tahun Baru Islam/1446 Hijriah mematuhi pesan-pesan Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT).

"Patuhi pesan Allah tanda syukur atas nikmat Allah yang memberi umur panjang sehingga bertemu Tahun 1446 H," ujar Ustadz Walad dalam tausiah di Masjid Al Falah Komplek Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan, sesudah Shalat Subuh Senin.

Ustadz yang pernah menimba ilmu agama di "Darul Musthafa" Hadramaut Yaman itu kembali mengingatkan agar menggunakan nikmat seperti umur panjang dengan sebaik-baiknya.

Sebagai contoh tidak mengulangi kesalahan atau ingat kesalahan masa lalu dengan harapan tak melakukan salah lagi, ujar Ustadz Walad dalam kajian "Kalam Hikmah" Ibnu Athaillah Aska

 

Ibnu Atha'illah atau Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari seorang tokoh "Tarekat Syadziliyah"  salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia dan di Indonesia, kelahiran Aleksandaria Mesir Tahun 1260 M dan meninggal dunia di Kairo Mesir Tahun 1309 M.

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Walad menerangkan tanda-tanda orang yang merasa cukup dengan Allah antara lain ridha apapun yang Allah beri misalnya miskin.

"Namun kemiskinan dia hadapi/jalani dengan sabar. Dengan sabar tersebut bisa menghancurkannya ke surga," ujar ustadz bergelar Sarjana Hukum Islam (SHI) itu.

Ustadz Haji Walad Haderawi saat tausiyah di Masjid Al Falah Komplek Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan, sesudah Shalat Subuh Senin (8/7/2024). (ANTARA/Syamsuddin Hasan)

Selain itu, memprioritaskan perintah Allah, misalnya dalam hal shalat wajib tidak melakukan menjelang akhir waktunya atau "maintil" karena kesibukan pekerjaan dan takut kena sanksi atasan.

Menurut dia, takut sanksi atasan sebab meninggalkan pekerjaan karena shalat, hal tersebut tergolong syirik. Pasalnya secara tidak langsung atau tidak sadar sama dengan menduakan Allah.

"Memprioritaskan perintah Allah tidak ada ruginya, dan justru bisa sebaliknya," tegas putra dari Tuan Guru Haji Haderawi - seorang ulama terkenal di Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya Kota Banjarmasin itu.

Tanda lain seseorang merasa cukup dengan Allah yaitu tidak menengok selain pandangan Allah. Dalam hal ini berarti orang tersebut tidak berharap pandangan atau pujian orang lain, kecuali mengharap rahmat dan ridha Allah, demikian Ustadz Walad Haderawi.


 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024