Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta seluruh pihak menjaga sektor pertanian karena merupakan penopang ekonomi bagi bangsa dan negara yang tidak goyang meski terkena krisis.

"Seluruh pihak harus menjaga sektor pertanian secara berkelanjutan karena hanya sektor pertanian mampu bertahan di tengah krisis," ujar Mentan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu malam.

Pernyataan itu disampaikan Mentan saat membuka rapat koordinasi pangan se Kalsel yang dihadiri sejumlah bupati di Kalsel, pejabat pemerintah bidang pertanian dan mahasiswa.

Ia mengatakan, sektor pertanian pula yang membawa kemakmuran bagi rakyat di negara-negara tetangga terutama di kawasan Asia seperti Thailand, Malaysia dan Filipina.

Dia menjelaskan, negara-negara tetangga yang juga mengalami empat musim hanya bisa melaksanakan panen hasil-hasil pertanian selama empat bulan sedangkan Indonesia 12 bulan.

"Indonesia ini paling subur tanahnya dan paling luas lahan pertaniannya. Kita juga mampu panen selama 12 bulan sehingga potensi yang dimiliki harus dimanfaatkan maksimal," ucapnya.

Ditekankan, mengingat potensi itu pula maka tidak ada alasan bagi bangsa Indonesia untuk impor hasil pertanian terutama beras sehingga pemerintah mengambil kebijakan stop impor.

"Potensi pertanian Indonesia sangat besar sehingga tidak ada alasan untuk impor bahkan saya yakin seandainya tidak ada Elnino maka Indonesia akan ekspor besar-besaran," ungkapnya.

Mentan mengatakan, rakor pangan se Kalsel diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian di Kalsel sehingga bisa mendukung program swasembada pangan nasional.

"Kalsel sudah surplus beras tetapi kami tetap mengharapkan produksi padi terus ditingkatkan sehingga program swasembada pangan bagi seluruh rakyat Indonesia terwujud," ujarnya.

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui Kepala Dinas Pertanian Fathurahman mengatakan, produksi pertanian Kalsel mengalami peningkatan baik padi, jagung dan kedelai.

"Produksi pangan Kalsel tahun ini diprediksi mencapai hasil memuaskan seperti padi yang naik 9,63 persen, jagung 51 persen dan kedelai mencapai 113 persen," ujarnya.

Ditambahkan, hingga bulan Oktober realisasi produksi padi di seluruh Kalsel mencapai 1,8 juta ton dan diprediksi mampu mencapai 2,3 juta ton hingga akhir tahun.

"Produksi padi itu dua kali lipat dari kebutuhan pangan masyarakat Kalsel sehingga surplus yang dicapai mampu mendukung program swasembada pangan pemerintah," katanya. 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016