Banjarmasin (Antaranews Kalsel ) - Tingkat keasaman air di Sungai Barito wilayah Provinsi Kalimantan Selatan ternyata cukup bervariasi.

Hal tersebut terungkap setelah adanya penelitian oleh Ramlan, analis laboratorium air Balai Pengembangan Teknologi dan Kontruksi Dinas Pekerjaan Umum Kalsel, yang disampaikannya kepada wartawan di Banjarmasin, Senin.
     
Menurut Ramlan kepada sejumlah wartawan yang ikut dalam rombongan melakukan susur sungai dalam kegiatan ekspedisi Sungai Barito yang digelar komunitas pecinta lingkungan, Masyarakat Peduli Sungai (Melingai)  itu hasil hasil pemeriksaan lapangan untuk pH (tingkat keasaman) beberapa lokasi.
     
Saat pengambilan sample di Sungai Nagara tepatnya di kawasan Margasari ternyata tingkat keasamanya relatif tinggi, yakni pH 5,78. Wilayah ini masuk Kabupaten Tapin.
     
Sementara pengambilan di Sungai Amandit berada di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, tingkat keasamannya normal pH 7 (normal)
     
Sedangkan di Sungai Barito di kawasan Pulau Bakut Kabupaten Barito Kuala (Batola) pH 6,63 (masih bagus) dan di Marabahan ibukota Kabupaten Batola pH 5,87 (asam).
     
Tingkat keasaman atau PH air yang layak dikonsumsi yaitu 6,5 sampai 8,5, tambahnya yang berarti air Sungai Barito ini lokasi tertentu ada yang layak minum, tetapi lokasi lain ada yang kurang layak di konsumsi.
    
 Jika Ph-nya terlalu rendah maka harus diolah dulu. PH itu tergantung kondisi lingkungan. Kalau rawa memang cenderung asam, tambahnya lagi.

Dalam kegiatan susur sungai yang diikuti sekitar 65 orang tersebut berangkat Minggu pagi di pelabuhan Banjar Raya Kota Banjarmasin dan kembali Senin pagi di lokasi yang sama.
     
Dalam kegiatan susur sungai Melingai ini dilepas oleh Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, dan diikuti oleh lima ahli dari Universitas Lambung Mangkurat yang bukan saja meneliti keasaman air tetapi juga tingkat sidementasi dan faktor lainnya yang mempengaruhi kelestarian sungai. 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016