Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Prof Dr H Ridhahani Fidzi menyatakan, "Kalimantan Selatan (Kalsel) sekeping surga" yang Allah karuniakan terutama kepada penduduk provinsi setempat.
Guru Besar UIN Antasari tersebut menyatakan itu sebagai pembina Diskusi Panel dengan tema "Kolaborasi Kepemimpinan Dalam Membangun' Banua" di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Ahad.siang.
Diskusi Panel tersebut dalam rangkaian Refleksi Hari Bangkit (Harba) ke-77 Pelajar Islam Indonesia (PII) serta pelantikan Pengurus Wilayah Keluarga Besar (KB) PII Kalsel periode 2022 - 2026 yang "dinahkodai" H Dedy Ariady.
Pernyataan Prof yang juga mantan aktivis PII dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kelahiran "kota minyak" Tanjung (237 km utara Banjarmasin) Kabupaten Tabalong itu cukup beralasan.
Pasalnya, menurut Guru Besar atau Maha Guru itu, Kalsel yang luas wilayah cuma lebih kurang 3,7 juta hektare (ha) kaya dengan berbagai sumber daya alam (SDA) seperti batu bara serta bahan galian/tambang lainnya.
Selain itu, memiliki potensi sumberdaya pertanian seperti tanaman pangsn, perkebunan, kebutuhan, peternakan serta kelautan dan perikanan yang juga berpotensi untuk agribisnis serta agro industri.
"Kesemua potensi itu dapat menyejahterakan atau memakmurkan rakyat/penduduk Kalsel yang kini berjumlah lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota. Asalkan pengelolaannya secara baik dan benar," ujar Ridhahani.
Ia menegaskan, pengelolaan SDA dan sumberdaya pertanian tersebut harus oleh orang yang betul-betul jujur lagi amanah, bukan cuma sekedar pintar atau cerdas.
"Yang jadi masalah, kita sulit mencari orang, baik itu pemimpin maupun pengusaha yang betul-betul jujur dan amanah. Sedangkan orang pintas atau cukup banyak sehingga relatif mudah mencarinya," demikian Ridhahani Fidzi.
Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Kalsel Hj Raudhatul Jannah atau yang akrab dengan sapaan Acil Odah selaku pembicara pada Diskusi Panel tersebut mengemukakan kedudukan perempuan dalam Islam.
Pada kesempatan itu pula Acil Odah yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel antara lain menyatakan "stunting" (ketergantungan tumbuh kembang anak) merupakan tanggung jawab bersama semua pihak.
"Oleh sebab itu pula, terutama kaum ibu agar menaruh perhatian terhadap persoalan stunting, karena menyangkut masa depan generasi bangsa kita," demikian Acil Odah.
Sedangkan seorang tokoh pemuda dr H Meldy Muzada K-Ger, FINASIM selaku pembicara lebih banyak mengingatkan generasi muda agar terus berupaya meningkatkan kualitas hidup.
"Karena masa depan negeri ini atau bangsa dan negara (termasuk Kalsel) berada di tangan generasi muda," lanjut Ketua Pemuda Muhammadiyah Kalsel tersebut yang juga mantan aktivis PII.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024