HID, pemimpin dunia dalam bidang solusi identitas yang terpercaya, mengungkapkan bahwa Identitas Digital (Mobile ID) diperkirakan akan semakin banyak digunakan oleh beragam industri dalam 5 tahun mendatang. 

Hal ini disampaikan HID sebagai tren pertama saat mengumumkan hasil Laporan Industri Keamanan dan Identitas 2024 belum lama ini.

Menurut Prabhuraj Patil, Commercial Director, Physical Access Control Solutions, ASEAN & India Subcontinent HID, di pasar Indonesia, pihaknya telah memperhatikan beberapa tren yang cukup menonjol, termasuk identitas digital yang secara bertahap makin diterima masyarakat. 

Hal ini didukung koneksi selular dan penetrasi internet yang lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduknya. 

Selain itu, gaya hidup masyarakat pun banyak memanfaatkan media digital dan juga dalam transaksi sehari-hari sehingga mendorong penggunaan identitas digital.

"Potensi penggunaan identitas digital sebagai bagian dari solusi kontrol akses fisik bisa dikatakan relatif signifikan di Indonesia namun memerlukan waktu bagi para manajer industri keamanan untuk memahami bahwa sistem ini lebih aman dan nyaman dibandingkan sistem mereka saat ini," katanya.

Dikutip Mobile Technology Alliance, otentikasi identitas digital dapat mengidentifikasi pengguna ponsel secara aman dan dapat diandalkan melalui pengalaman pengguna yang sudah disederhanakan sehingga mengurangi gesekan pengguna tanpa mengorbankan keamanan mereka.

Aplikasi pembayaran, pengelolaan identitas oleh pemerintah, dan kontrol akses bisa dikatakan menjadi permulaan dari daftar panjang layanan yang disederhanakan secara aman melalui otentikasi identitas selular.

Survei HID menemukan bahwa dua pertiga organisasi (64%) sudah menerapkan identitas digital pada tingkat tertentu dan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 79% dalam 5 tahun ke depan.

Sebanyak 94% mitra industri mengaku lebih agresif untuk menerapkan identitas digital dalam lingkup perusahaan mereka.

Meskipun adaptasi identitas digital meningkat, diketahui bahwa kebutuhan akan identitas fisik dalam bentuk kartu masih dibutuhkan di beberapa sektor. Sebanyak 46 persen end-user mengaku memerlukan foto pada kartu identitas fisik. 

Sementara itu, 59 persen mitra industri melaporkan bahwa pelanggan mereka juga masih membutuhkan hal yang sama. Kondisi ini cenderung terjadi pada beberapa sektor tertentu, seperti: pemerintahan (25 persen), layanan kesehatan (27 persen), transportasi (29 persen), dan perhotelan (26 persen). 

Industri-industri tersebut membutuhkan interkasi tatap muka dan memiliki syarat keamanan ketat yang sangat penting untuk mencocokkan tanda pengenal setiap individu. 

Dapat dibayangkan jika wajah dokter atau pilot sebuah maskapai penerbangan tidak sesuai dengan tanda pengenal mereka.

Di sisi lain, beberapa lini bisnis justru makin tertarik untuk menerapkan identitas digital karena manfaatnya lebih baik bagi industri mereka. 

Dari seluruh responden, 59 persen mengaku identitas digital lebih memberikan kenyamanan bagi penggunanya, 45 persen memuji kenyamanan tambahan yang diberikan, dan 35 persen mengatakan bahwa fitur ini memberikan kenyamanan lebih bagi administrator.

“Nilai lebih yang diperoleh dari otentikasi identitas digital merupakan kombinasi kuat antara kenyamanan bagi para pengguna dan peningkatan data yang tersedia di perangkat pintar,” ujar narasumber dari Mobile Technology Alliance.

Para pengguna tidak perlu bersusah payah lagi menyimpan beragam identitas, berhadapan dengan perangkat seluler yang berada di luar jangkauan, dan berkomunikasi dengan admin yang menghabiskan waktu ketika kehilangan identitas fisiknya. 

Perangkat identitas digital dipercaya hanya memiliki kemungkinan kecil untuk hilang, dibandingkan kredensial fisik yang bersifat konvensional.

Ketika tren yang diidentifikasi pada survei sebelumnya menjadi gaya hidup sehari-hari, misalnya adaptasi keamanan identitas saat bekerja dengan sistem hybrid (sebagian dari rumah, sebagian di kantor), maka teknologi teranyar juga memberikan pilihan baru bagi para profesional industri keamanan untuk memerangi tantangan yang terus berubah.

Prabhuraj Patil menyarankan para pelanggan untuk segera menggunakan teknologi terbaru guna melindungi aset identitas dari segala ancaman yang mungkin muncul. 

Jangan cepat berpuas diri; solusi yang sudah diterapkan mungkin tidak cukup untuk melawan tantangan digital yang terus berkembang. 

"Tetap waspada, proaktif beradaptasi, dan terus jaga penggunaan teknologi digital Anda. Kami berkomitmen untuk selalu siap membantu para klien dalam mempertimbangkan strategi mereka dalam melindungi identitas mereka,” ujar Prabhuraj Patil.

Selain mengidentifikasi tren Identitas Digital (Mobile ID) diperkirakan akan semakin banyak digunakan oleh beragam industri dalam 5 tahun mendatang, HID juga mengidentifikasi kelima tren lainnya (total HID mengidentifikasi enam tren) yang diyakini HID akan membentuk industri keamanan dan identitas pada 2024 dan seterusnya. 

Seluruh tren tersebut ditemukan setelah HID mensurvei ribuan penggunanya dan mitra industri (installer, integrator, juga produsen peralatan terkait), total berhasil mengumpulkan tanggapan lebih dari 2.600 responden pada Q4-2023. 

Survei ini sendiri telah berjalan selama 5 tahun berturut-turut.

Kelima tren lainnya adalah otentikasi multifaktor semakin luas seiring dengan penerapan Zero Trust yang terus berkembang.

Momentum biometrik semakin mengesankan, manajemen identitas mengarah pada penggunaan cloud, munculnya kecerdasan buatan untuk pekerjaan analitik dan melangkah maju.

Terdapat harapan yang semakin besar dalam bidang keamanan, sama halnya seperti yang terjadi pada bisnis lain, bahwasannya teknologi akan menjadi kekuatan yang mendorong perbaikan usaha, di masa ini dan juga yang akan datang.

Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024