Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Selatan (BKSDA Kalsel) menurunkan tim khusus untuk mencari empat ekor satwa orang utan yang teridentifikasi berada pada tiga titik di Kabupaten Tabalong dan sekitarnya.

Plt. Kepala BKSDA Kalsel Suwandi saat dikonfirmasi di Banjarbaru, Selasa, mengatakan awalnya ada sepasang atau dua ekor orang utan yang ditemukan muncul ke permukiman warga di Desa Habau, Kabupaten Tabalong, pada beberapa hari lalu. Kemudian diidentifikasi tiga titik habitatnya di Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, dan Hulu Sungai Tengah.

Baca juga: BKSDA Kalsel pantau kemunculan Orang Utan di Kabupaten Tabalong

“Hasil identifikasi di lapangan dan koordinasi dengan warga desa, kami menduga sepasang kera besar ini memiliki dua ekor anak. Hingga saat ini, dua ekor anaknya belum pernah muncul tetapi ada tanda tanda ditemukan keberadaannya,” ujarnya.

Ia menyebutkan sejak kali pertama muncul, orang utan tersebut sudah muncul tiga kali. Sebelumnya kera besar tersebut tidak pernah muncul di wilayah Kalimantan Selatan.

“Kami tugaskan tim memantau secara intens dan berjaga, jika sewaktu-waktu kera besar ini muncul kembali di permukiman warga dan sekitarnya maka dapat segera melakukan tindakan lanjut,” ujar dia pula.

Suwandi menjelaskan pihaknya menurunkan tim sebagai langkah utama untuk memantau aktivitas orang utan pada tiga titik lokasi yang teridentifikasi. Selanjutnya berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Kalsel, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tabalong, pemerintah kabupaten, dan aparat desa.

Terkait dengan genetik orang utan itu, ia mengungkapkan belum bisa menyimpulkan apalah memiliki persamaan genetik dengan orang utan dari Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Namun, dugaan sementara, kemungkinan kera besar itu habitat asli Kalimantan Selatan.

Baca juga: Konservasi orang utan dimulai dari jamin ekonomi warga sekitar hutan
 
Seekor satwa kera besar atau orang hutan muncul di sekitar Desa Habau, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-BKSDA Kalsel)

Berdasarkan hasil identifikasi itu, kata dia, kemungkinan besar orang utan tersebut bukan imigrasi dari provinsi tetangga. Dan hingga saat ini belum ada laporan korban yang dilukai, hanya beberapa tanaman di kebun warga rusak karena didatangi kera besar tersebut.

Suwandi telah meminta jajarannya berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten agar melindungi area sekitar kemunculan terakhir orang utan tersebut.

Ia juga mengimbau masyarakat jika menemukan tanda-tanda kemunculan utan, jangan dilukai dan segera menghubungi kontak BKSDA Kalsel atau aparat desa terdekat.

“Kami meminta habitat orang utan ini tidak diganggu, dan kawasan kemunculannya bisa dilindungi pemerintah daerah dan masyarakat setempat,” ujar Suwandi.

Baca juga: Jokowi tekankan pembangunan IKN tetap proteksi orang utan dan bekantan

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024