Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan (Kalsel) mendorong kesetaraan peluang kerja bagi penyandang disabilitas mengingat sejauh ini baru sedikit pihak yang diberikan kesempatan bekerja secara formal kepada mereka.


Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalsel H Hesly Junianto dalam seminar mengenai Kesetaraan Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas pada Rakerwil Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalsel di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Sabtu, mengatakan kondisi ini harus menjadi perhatian semua pihak.

"Kita harus mendorong kepercayaan diri semua warga kita yang memiliki kekurangan fisik ini, sekarang organisasi kita sudah mulai menggalakkan itu," ujarnya.

Menurut dia, tindak lanjut DPW Muhammadiyah Kalsel untuk bisa memberikan pembinaan bagi masyarakat disabilitas ini seperti mendorong mereka bisa terus menempuh pendidikan formal setinggi mungkin dan memberikan bekal kreativitas agar mereka bisa hidup mandiri.

"Kita akan berupaya menggandeng pemerintah dan lembaga pendidikan serta lembaga pelatihan kretivitas untuk mensukseskan program ini," tutur Hesly.

Berdasarkan data dari Pemerintah Daerah tahun 2009, ia mengatakan terdapat lebih dari 19 ribu warga penyandang disabilitas di daerah ini, namun hanya sekitar 10 persennya saja yang bisa menempuh pendidikan formal hingga melebihi Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.

"Rendahnya pendidikan warga kita penyandang disabilitas ini sangat memprihatinkan, padahal mereka memiliki hak yang sama dari pemerintah untuk mengecap pendidikan, kenapa terjadi demikian, harus sama-sama kita pecahkan solusinya," papar Hesly.

Meskipun sudah diketahui sebagian besar ini akibat rasa tidak percaya diri dan pengaruh keluarganya namun, menurut Hesly, itu masih bisa di atasi dengan banyaknya keperdulian masyarakat memberi dorongan semangat ditambah perhatian besar pemerintah daerah untuk memfasilitasi mereka.

"Jadi saatnya kita harus meningkatkan keperdulian kepada saudara-saudara kita yang memiliki kekurangan fisik ini, sebab kenyataannya banyak orang besar dan pintar di negeri ini dari kalangan mereka, inilah yang harus banyak kita motivasi," papar Hesly.

Salah seorang pengurus Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah Divisi Disabilitas Arni Surwanti menceritakan bagaimana dirinya yang menyandang disabilitas bisa menumpuh pendidikan hingga akhirnya dipercaya menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

"Memang semuanya itu besarnya dari dorongan keluarga dan masyarakat yang bisa memotivasi kita bisa percaya diri bisa mencapai pendidikan dan kesuksesan seperti orang-orang yang fisiknya sempurna," ungkap alumni S3 Ilmu Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut.

Yang juga menjadi masalah bagi penyandang disabilitas saat ini selain pendidikan, menurut dia, adalah hak mendapatkan identitas diri dari negara, dan mereka harus dibantu untuk bisa melalui proses untuk memperoleh identitas tersebut.

Misalnya, ungkap Arni, banyaknya penyandang disabilitas yang masih tidak memiliki akte kelahiran, karena banyak orangtuanya yang merasa malu atas memiliki anak yang tidak sempurna ini, hingga akhirnya kepemilikan identitasnya seperti KTP pun juga terabaikan.

"Dampaknya banyak, tentunya sulit mendapat pelayanan yang diprogramkan pemerintah, seperti jadi peserta BPJS Kesehatan. Mau ikut pelatihan keterampilan dan kreativitas yang resmi pun jadi sulit," ujar dia.

Karenanya, ia berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih bagi mereka, mengingat akan sangat sulit bagi penyandang disabilitas untuk mengembangkan kemampuan dirinya, yang akhirnya justru bisa menjadi beban bagi keluarga dan negara.

"Secara pribadi dan organisasi saya sangat mengapresiasi dengan agenda Majelis Pemberdayaan Masyarakat DPW Muhammadiyah Kalsel ini yang melaksanakan program mulia ini, mari batu kami termotivasi diri untuk memiliki semangat berani maju," lanjutnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016