Ustadz Zainal Abidin Asmiri mengungkapkan perniagaan kaum Muslim yang tidak pernah  merugi adalah  rajin membaca Al Qur'an sekaligus  mendalami serta menggali disamping  mengamalkannya.

"Oleh karena itu, jadilah ahlul Qur'an, serta ahlul shalat dan ahlul sedekah yang kesemuanya ada dalam Al Qur'an," ujar Ustadz bergelar Sarjana Pendidikan Islam tersebut dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Kamis.

Terkait ahlul Qur'an,.dia menjelaskan dan menceriterakan, bahwa orang terdekat dengan Allah SWT, selain Nabi-Nabj dan Aulia Allah, juga orang yang senantiasa rajin membaca Al Qur'an.

Sementara terkait dengan ahlul shalat, ustadz muda dari Tatah Pamangkih Kecamatan Banjarmasin Selatan/Kota "Seriibu Sungai" Banjarmasin tersebut mengutip isi Al Qur'an yang menyatakan, bahwa shalat mencegah perbuatan keji atau munkar (mungkar).

Sehubungan dengan shalat cegah perbuatan keji dan mungkar, ustadz yang berusia 43 tahun itu menceriterakan seorang murid/santri jatuh cinta (karindangan = bahasa daerah Banjar Kalsel) kepada istri gurunya yang cantik jelita.

Akibat karindangan, santri tersebut yang tinggal di rumah Sang Guru tersebut bukan saja menurun cara fisik, tetapi dalam belajar pun mengalami penurunan, dan gurunya mempertanyakan.

Kata sang Guru: Kenapa belakangan ini kamu pelajaranmu menurun. Apakah jatuh cinta kepada seorang santriwati, "kaina (nant) aku kawinkan.

Pendek ceritera Santri itu menjawab: bavws dirinya jatuh cinta kepada istri gurunya. Sang Guru pun ok dengan syarat shalat fardhu 40 hari di awal waktu serta khusu'.

Santri pun menyanggupinya, seperti datang ke masjid sebelum waktu shalat tiba dan hingga pekan ketiga keinginan mau kawin dengan istri guru menurun karena bisikan akal dan hati yang datang dari Allah.
 
Ustadz Zainal Abidin Asmiri saat tausiyah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, Kamis (28/3/24). (ANTARA/Syamsuddin Hasan)
 

"Sudah selesai shalat 40 hari, si Santri menemui guru dan lapor, bahwa dirinya tidak jadi mau kawin dengan istri sang Guru tersebut, alasannya tak sepatutnya dengan keadaan diri (diri santri) mengawini istri gurunya," kutip ustadz zuriat dari Hulu Sungai Tengah+HST) Kalsel kelahiran Bojonegoro itu.

Sedangkan terkait ahlul sadakah, ustadz Zainal menceriterakan Abdurrahman bin 'Auf seorang kaya di Kota Mekkah menjadi "miskin" karena kekayaannya dia sedekahkan kepada kaum Muslim yang bersedia ke medan perang meninggalkan kebun kurma.

Sebagai risiko menyuruh ke medan perang, kurma-kurma pada busuk, dan Abdurrahman bin 'Auf membelinya seharga jatuh miskin. "Tapi dengan janji Allah, ada orang dari Yaman mencari kurma busuk untuk pengobatan dengan harga tiga kali lipat dari pembelian awal ( Abdurrahman bin Auf).

"Dengan peristiwa tersebut, kekayaan Abdurrahman bin 'Auf menjadi tiga kali lipat. Jadi sedekah sebuah amalan anti miskin, walau sekecil apapun sedekah itu," demikian Zainal Abidin Asmiri.

Pada kesempatan itu, dia menambahkan, bahwa shalat tersebut pembeda antara orang Muslim dengan yang kafir.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024