Marabahan, (Antaranews Kalsel) - Penyelenggaraan temu sastrawan se-Indonesia bertajuk “Tifa Nusantara 3”,  dihiasi ajang kreatifitas berupa penampilan tari, pertunjukan sastra drama, dan pembacaan puisi dari para penyair baik nasional maupun lokal, Jumat (28/10).


Tak ketinggalan juga turut membacakan puisi Ketua TP-PKK Batola Hj Noormiliyani selaku Pembina Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Dengan suara serak mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu memaksa membacakan puisi penyair nasional almarhum WS Rendra dengan judul “Tuhan Aku Cinta Padamu”.

Meski agak terbata-bata, namun pesan moral yang disampaikan dari kandungan puisi tetap menusuk di kalbu para pengunjung.

Berikut kutipan puisi yang dibacakan Noormiliyani.

Hidup itu seperti uap, yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap!
Ketika orang memuji milikku, aku berkata bahwa ini titipan saja
Bahwa mobilku adalah titipan-Nya
Bahwa rumahku adalah titipan-Nya
Bahwa hartaku adalah titipan-Nya
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-Nya...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
“Mengapa Dia menitipnya kepadaku?”
“Untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku?”
Dan kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-Nya ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

Malahan ketika diminta kembali,
Kusebut itu musibah,
Kusebut itu ujian,
Kusebut itu petaka,
Kusebut itu apa saja....
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah derita....

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan kebutuhan duniawi
Aku ingin lebih banyak harta
Aku ingin lebih banyak mobil
Aku ingin lebih banyak rumah
Aku ingin lebih banyak popularitas
Dan kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku

Seolah keadilan dan kasih-Nya, harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendaku
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan Dia seolah “Mitra Dagang”ku dan bukan sebagai “Kekasih”!
Kuminta dia membalas “perlakuan baikku” dan menolak keputusan-Nya yang tidak sesuai dengan keinginanku

Duh Allah....
Padahal setiap hari kuucapkan,
Hidup dan matiku hanyalah untuk-Mu, ya Allah ampuni aku ya Allah......
Mulai hari ini, ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan dan menjadi bijaksana, mau menuruti kehendak-Mu saja ya Allah....
Sebab aku yakin Engkau akan memberikan anugrah dalam hidupku...
Kehendak-Mu adalah yang terbaik bagiku.....    

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016