Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan membujuk sejumlah peternak ayam petelur agar tidak berhenti memelihara ternak sehingga ketersediaan telur tetap terjaga.

"Ada beberapa peternak yang ingin berhenti tetapi kami bujuk agar jangan karena jika mereka berhenti maka ketersediaan telur berkurang," ujar Kepala Disnak Kalsel Maskamian Andjam di Banjarbaru, Rabu.

Ia mengatakan, keinginan peternak ayam petelur berhenti memelihara ayam penghasil telur itu disebabkan tingginya biaya produksi sedangkan harga jual rendah sehingga merugikan peternak.

Disebutkan, biaya produksi berupa pakan yang diperlukan untuk pemeliharaan ayam petelur sebanyak 3,7 kilogram dengan harga Rp5 ribu per kilogram sehingga besarannya mencapai Rp18 ribu.

Sementara itu, harga telur per kilogram berkisat Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per kilogram sehingga peternak mengalami kerugian akibat biaya produksi yang lebih tinggi dari harga jual.

"Makanya, kami berupaya keras membujuk peternak agar tetap memelihara ayam petelur sehingga persediaan telur tetap terjaga dan masyarakat tetap bisa mengkonsumsi telur," katanya.

Dikatakannya, keinginan peternak ayam petelur berhenti sudah berlangsung dalam waktu setahun terakhir karena tidak mau merugi sehingga ada satu peternak yang menjual seluruh peternakannya kepada pihak lain.

"Ada satu peternak yang menjual peternakannya kepada pihak lain, semuanya di jual baik lahan, ayam maupun kandangnya meski pun kondisi itu tidak mempengaruhi pasokan telur secara umum," ujarnya.

Ia mengatakan, jumlah peternak ayam petelur yang ada di Kalsel sebanyak 14 peternak yang seluruhnya merupakan peternak besar dengan jumlah ayam berkisar 20 ribu hingga 500 ribu ekor.

"Kami berupaya mempertahankan agar peternak tetap memelihara ayam-ayam petelur sehingga tidak mengganggu ketersediaan telur yang masih sangat dibutuhkan masyarakat," kata dia.

Ditambahkan, jumlah kebutuhan telur di Kalsel sangat tinggi mencapai 90 ribu hingga 105 ribu ton per hari sehingga apabila peternak berhenti maka mengancam persediaan telur bagi masyarakat./zal*C

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011