PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan belum bisa mengoperasikan kapal penumpang dan barang tujuan Batulicin-Tanjung Perak Surabaya akibat pendangkalan di Pelabuhan Samudera yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.

"Untuk sementara waktu pihak manajemen hanya melayani penumpang tujuan Batulicin-Makassar, Batulicin-Tanjung Serdang Kabupaten Kotabaru dan Batulicin-Pare Pare melalui Dermaga Batulicin yang dikelola pihak ASDP," kata Kepala PT DLU Cabang Batulicin Jamirin di Batulicin Kamis.

Baca juga: PT DLU Banjarmasin kerahkan dua kapal layani penumpang pada akhir tahun

Sejauh ini, Jamirin menuturkan PT DLU sudah menyiapkan operasional pelayaran tujuan Surabaya mulai dari armada atau kapal, anak buah kapal (ABK) dan penunjang lainnya.

Namun, Jamirin menyebutkan Pelabuhan Samudera mengalami pendangkalan di titik tertentu yang diperkirakan hingga 15-20 meter sehingga kapal diperkirakan tidak dapat sandar secara sempurna.

Jamirin mengatakan kapal yang disiapkan untuk melayani rute tersebut, yakni KM Dharma Ferry Tujuh yang memiliki kapasitas 1.500 penumpang, 180 unit truk besar dan 400-500 unit mobil pribadi.

"Untuk sementara waktu sambil menunggu normalisasi pada pelabuhan samudera, kapal tersebut kini dioperasikan untuk melayani penumpang rute Balikpapan-Surabaya dengan keberangkatan seminggu dua hingga tiga kali," tutur Jamirin.

Baca juga: PT DLU latih keselamatan berlayar kepada 25 awak kapal

Untuk mempercepat penanganan atau normalisasi pada pelabuhan tersebut, PT DLU Cabang Batulicin menyurati pihak KSOP Batulicin dan PT Pelindo serta instansi terkait agar segera melakukan pengerukan.

"Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pihak yang bersangkutan," katanya.

Dia berharap pihak berwenang segera menindaklanjuti hal tersebut agar PT DLU dapat membuka pelayaran pada rute Batulicin-Surabaya.

Sementara itu, General Manager PT Pelindo Cabang Batulicin Ari Sudarsono menuturkan Pelabuhan Samudera di Batulicin memang mengalami pendangkalan di titik tertentu, namun masih dapat digunakan kapal yang memiliki kapasitas lebih kecil.

"Seperti Kapal Egon milik PT Pelni hingga saat ini masih beroperasi dan bongkar muat di Pelabuhan Samudera," kata Ari.

Artinya, Ari mengungkapkan beberapa jenis kapal bisa sandar di pelabuhan tersebut, namun kapal berukuran besar tidak dapat merapat di Pelabuhan Samudera akibat pendangkalan.

Baca juga: PT DLU tambah trip pelayaran jelang Natal dan Tahun Baru

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, PT Pelindo Batulicin sebelumnya juga sudah melakukan koordinasi dengan PT Pelindo pusat untuk melakukan pengerukan.

Namun, Ari menyebutkan semua itu perlu proses dan terkendala pengurusan izin balik nama dari PT Pelindo III menjadi PT Pelindo.

"Kami juga masih menunggu perbaikan izin Rencana Induk Pelabuhan (RIP) hingga saat ini masih dalam proses. Kami juga masih mempersiapkan dan melengkapi dokumen area dumping lumpur dari hasil pengerukan," ucap Ari.

Ari menegaskan apabila dokumen dan perizinan sudah terbit, maka pelaksanaan pengerukan bisa dilaksanakan. 

"Jika dilakukan pengerukan tanpa izin akan menjadi masalah baru, jadi Pelindo belum melakukan pengerukan bukan karena tidak tahu menahu, melainkan masih dalam proses," tegas Ari.

Baca juga: PT DLU tambah trip pelayaran tujuan Makassar

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024