Pengembangan ekonomi dan keuangan di Indonesia dihadapkan pada tantangan yang fundamental terkait edukasi keuangan.


Tantangan edukasi keuangan ini pun cukup beragam di setiap daerah, sehingga tidak ada satu solusi yang bisa menyelesaikan seluruh permasalahan itu secara bersamaan (one fits all solution).

Oleh karenanya, HSBC Indonesia dan Putera Sampoerna Foundation (PSF)   melalui Sampoerna University (SU) mendukung pembentukan Association of  Lectures for Financial and Economic Development (ALFED), sebuah asosiasi yang menjadi wadah bagi para dosen di seluruh Indonesia untuk mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi di daerah masing-masing.

ALFED terbentuk sebagai salah satu strategi kerja sama jangka panjang antara HSBC dan PSF yang bertujuan untuk meningkatkan literasi perbankan dan keuangan.

Tujuh solusi utama yang diidentifikasi ALFED terkait pengembangan ekonomi dan keuangan di daerah adalah:

Penumbuhan kepercayaan terhadap fasilitas keuangan formal dengan fokus memberikan solusi kesejahteraan, Pengenalan produk-produk keuangan di luar tabungan, Memposisikan lembaga keuangan lebih bersahabat bagi kalangan mass  market dan Pengembangan pendekatan edukasi yang bersifat komunitas

Kemudian Pendekatan yang menyasar khusus pada UMKM di sektor utama daerah, Penyediaan solusi tekhnologi yang bersifat mudah dipakai oleh kalangan mass market serta Sinergi edukasi keuangan insititusi swasta, pemerintah, lembaga pendidikan, asosiasi, dan NGO.

Sebelumnya, kerja sama yang berlangsung selama 3 tahun itu juga telah melahirkan inisiatif - inisiatif seperti pendirian program studi Perbankan dan Keuangan di Sampoerna University, serta mencetuskan beberapa program pengembangan, seperti Training of Trainer (ToT) yang menyasar dosen-dosen dari puluhan kampus di berbagai penjuru tanah air, serta Professional Development Program (PDP) yang merangkul puluhan bankir muda dari puluhan bank daerah.

“Melalui keberadaan ALFED, kami berharap dapat mengidentifikasi secara tepat tantangan dan kebutuhan setiap daerah terhadap keuangan dan perbankan, sehingga proses edukasi akan tepat sasaran,” ujar Senior Vice President and Head of Corporate Sustainability HSBC  Indonesia  Nuni Sutyoko.

“Dengan demikian, dosen bisa menjadi agen perubahan dan setiap daerah dapat tumbuh sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, sehingga menguntungkan masyarakat,” katanya saat peluncuran ALFED di  Jakarta pertengahan pekan lalu.

Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc selaku Ketua Dewan Pertimbangan Presiden  turut hadir untuk membuka kegiatan dengan menyampaikan sambutan mengenai pentingnya peran dosen dalam pengembangan sektor keuangan dan ekonomi.

Sesi dilanjutkan dengan diskusi terbuka bersama Kepala Departemen Learning and Assessment Center OJK Institute Toto Zurianto dan  Senior Vice President and Head of Wealth Management HSBC Indonesia dan selaku perwakilan ALFED Steven Suryana, .

Toto Zurianto mengharapkan kehadiran ALFED bisa menghidupkan usaha-usaha pertumbuhan ekonomi dan keuangan di daerah.

“Pengembangan edukasi keuangan yang optimal dapat terjadi dengan adanya sinkronisasi antara pemerintah, NGO, asosiasi, para pendidik, juga pihak swasta melalui penyelenggaraan program yang saling mendukung. Hal itu tentu akan membawa dampak lebih besar bagi masyarakat daripada program berdiri sendiri,” ujar Toto yang ikut hadir dalam peluncuran ALFED.

Selain bisa mendorong lahirnya agen-agen perubahan yang diawali oleh para dosen, ALFED juga diharapkan bisa menjadi media berbagi pengetahuan (knowledge transfer) bagi setiap anggota. “Selama ini, belum ada medium yang dapat mempertemukan para dosen dari seluruh Indonesia untuk membahas pemikiran, berbagi kisah sukses, ataupun tantangan edukasi keuangan yang mereka temui di setiap daerah.

Sejumlah program community development yang telah diselenggarakan anggota ALFED pada tahun ini akan menjadi studi kasus awal dan akan terus dikembangkan dari tahun ke tahun,” ujar Ketua Umum ALFED yang juga dosen di Sampoerna University Bambang Setiono Ph.D.

Dalam acara tersebut, para anggota ALFED yang terdiri atas dosen-dosen dari puluhan kampus di seluruh Indonesia juga mendiskusikan mengenai tantangan dan peluang pengembangan ekonomi dan keuangan di daerah.

Dari identifikasi awal, ALFED mengusulkan tujuh solusi utama terkait edukasi keuangan di daerah. Solusi-solusi ini nantinya akan dijadikan landasan bagi para anggota ALFED dalam merancang kegiatan-kegiatan di tingkat Koordinator Daerah (Korda). Saat ini, sudah terdapat 15 Korda yang tersebar dari barat, tengah, hingga ke timur Indonesia.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan DiktiProf. Intan Ahmad, Ph.D  mengutarakan, tujuh solusi ALFED  diharapkan dapat membantu para dosen dalam mengerucutkan program yang perlu mereka lakukan di setiap kampus sesuai dengan keunikannya dan kebutuhan daerahnya.

Selain itu, dapat memudahkan para dosen dalam membangun kerangka berpikir dalam mewujudkan program tersebut menjadi nyata, termasuk untuk bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya.

Dari tujuh solusi utama tersebut, salah satu yang paling banyak didiskusikan adalah mengenai kepercayaan terhadap fasilitas keuangan formal.

“Perlu adanya pendekatan edukasi yang menunjukkan bahwa institusi keuangan adalah solusi meningkatkan kesejahteraan. Selain itu, pendekatannya pun harus bersifat komunitas, sebab masyarakat mulai mempercayai dan menggunakan jasa keuangan karena orang di sekitarnya,” ujar Toto.

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016