Pepsodent sebagai brand perawatan gigi dan mulut yang dekat dengan masyarakat Indonesia menggandeng Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat (FKG ULM) mengedukasi kesehatan gigi dan mulut ratusan santri Pondok Pesantren Tayassus Diniyyah Darussalam Martapura, Kalimantan Selatan jelang Ramadhan.

"Program ini berisi serangkaian aktivitas bermanfaat bagi para santri berupa edukasi kesehatan gigi dan mulut, dilanjutkan dengan sesi sikat gigi bersama dipandu langsung oleh tim dokter gigi dari FKG ULM dan RSGM Gusti Hasan Aman," kata Andrie Kurniarahman selaku Senior Brand Manager Pepsodent di Martapura Jumat.

Baca juga: Gigi sehat bisa jadi kunci percaya diri

Dia menjelaskan berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, 7 dari 10 orang Indonesia mengalami gigi berlubang.

Angka indeks karies yang hampir sama yaitu sebesar 7,8 juga dialami penduduk di Kabupaten Banjar.

Kondisi ini menempatkan Kabupaten Banjar termasuk salah satu dari lima kabupaten dengan indeks karies tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan.

Salah satunya dipicu oleh hanya 0,72 persen penduduk usia di atas 3 tahun yang rutin kontrol ke dokter gigi.

“Hal ini menunjukkan masih kurangnya kesadaran mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Padahal gigi dan mulut memiliki beragam fungsi yang digunakan sehari-hari seperti mengunyah, berbicara, dan tersenyum. dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari,” kata Andrie.

Melihat respon baik dan antusiasme pada saat pelaksanaan Program Pelatihan Santri Berseri di PP Thayassus Diniyyah Darussalam Martapura, termasuk di beberapa kota sebelumnya, mendorong Pepsodent untuk terus menggiatkan acara serupa di berbagai daerah di Indonesia.

“Semoga program Senyum Sehat Indonesia ini bisa meningkatkan kesehatan gigi dan mulut secara merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Program ini akan terus berlanjut sepanjang tahun 2024 hingga akhir tahun melalui peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut (World Oral Health Day) dan Bulan Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional (BKGN) di berbagai kota di Indonesia,” tutup Andrie.

Baca juga: FKG ULM berikan perawatan gigi dan mulut gratis ke masyarakat

Salah satu santri PP TD Darussalam Martapura, Ibnu Farid (13) mengaku senang bisa mengikuti program ini karena mendapatkan pengetahuan baru seputar menjaga kesehatan gigi dan mulut.

“Sebelumnya saya tidak mengetahui cara menyikat gigi yang benar. Setelah mengikuti acara ini, akhirnya saya jadi tahu. Jadi saya yakin bisa menjaga kesehatan gigi dan mulut lebih baik, apalagi sudah mau puasa," katanya.

Sementara drg. I Wayan Arya K F, M.Kes. dari FKG ULM mengatakan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu aspek kesehatan tubuh yang tidak dapat diabaikan. 

Salah satu faktor yang mendukung kesehatan gigi dan mulut adalah lingkungan. 

Karies gigi misalnya, bisa disebabkan oleh kandungan asam yang terkandung dalam air. 

“Tiga dekade lalu, masyarakat memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup tinggi dikarenakan menggunakan air sungai yang mempunyai kadar keasaman tinggi untuk menyikat gigi," ungkapnya.

Namun, seiring perkembangan prasarana yang semakin membaik, permasalahan gigi dan mulut menurun perlahan. 

Akan tetapi untuk saat ini lebih dipengaruhi oleh faktor kebiasaan dalam merawat gigi dan mulutnya baik secara teknik menyikat gigi, maupun frekuensi menyikat gigi yang minimal tidak dilakukan dalam dua kali sehari.

Baca juga: ULM dorong alumni FKG berkarier di TNI-Polri

Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024