Amuntai, (Antaranews.Kalsel) -Penyakit kanker leher rahim atau dikenal Kanker Servik masih manghantui kaum wanita di Asia yang merupakan terbesar kedua di dunia ditemukan penderita penyakit Servik.


Dokter Spesialis Kandungan di Rumah Sakit Pambalah Batung Amuntai,  dr Ahmad Zaki, SpOG, Selasa mengatakan, tingginya angka penderita penyakit Kanker Servik di Asia, termasuk di Indonesia disebabkan banyak kaum wanita belum melakukan deteksi dini.

"Penyakit ini bisa berujung kematian dan sekitar 70 persen pasien yang datang berobat ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium akhir," ujar Zaki.

Zaki mengatakan, penyakit leher rahim bisa diobati seandainya masih dalam tahap stadium rendah tau sedang karenanya bagi setiap wanita diharapkan bisa melakukan pemeriksaan atau deteksi dini kemungkinan terjangkit penyakit kanker ini ke puskesmas atau rumah sakit.

Kemungkinan wanita yang belum melakukan deteksi dini karena kurang mengetahui gejala dan bahayanya, sebagian lagi karena merasa malu untuk memeriksakan diri.

Kepala seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Karmila Sari menjelaskan, 70 persen penderita penyakit tidak menular termasuk Kanker Servik tidak menyadari bahwa dirinya telah mengidap penyakit tidak menular.

Karmila mengatakan, perhatian pemerintah melalui Kementerian Kesehatan semakin besar terhadap penyakit tidak menular sehingga bagian pengendalian dan pencegahan penyakit sekarang ini sudah menjadi direktorat sendiri di Kemenkes.

Ketua TP PKK HSU Anisah Rasyidah Wahid mengharapkan seluruh anggota PKK turut berperan mensosialisasikan bahaya Penyakit Servik ini agar wanita dipedesaan khususnya tidak malu lagi memeriksakan diri.

"Kita harus menindaklanjuti himbauan dari Ketua TP PKK Pusat agar anggota PKK didaerah berperan mensosialisasikan dan mendorong kaum wanita untuk melakukan pemeriksaan dini penyakit Servik," katanya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016