Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan Perum LKBN ANTARA tidak melupakan sejarah dan mengharapkan perusahaan media tersebut tidak menjadi sejarah, sehingga harus bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan industri pers saat ini dan ke depan.
"Saya terima kasih ANTARA ini tidak melupakan sejarahnya, tetapi yang saya lebih menakutkan jangan sampai ANTARA menjadi sejarah. Artinya, ANTARA harus benar-benar bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan industri pers yang hari ini juga terjadi di seluruh dunia," kata Erick saat memberi sambutan usai melihat pameran foto bertajuk "Pers, Demokrasi, dan Pembangunan" di Ruang Galeri Komplek ANTARA Heritage Center atau yang dulu dikenal dengan Gedung ANTARA Pasar Baru Jakarta, Minggu.
Baca juga: PWI: Pameran foto ANTARA tambah kualitas perayaan HPN 2024
Ia menceritakan bagaimana perkembangan yang terjadi di media saat ini. Menurutnya, media sebagai institusi seharusnya menjadi check dan balance di dalam sebuah negara, bukan menjadi individu yang sekedar menyuarakan kepentingannya saja.
"Ini yang saya tekankan dan saya percaya yang membedakan kita tentu dengan sebuah institusi dan individu pasti kita lebih punya check and balance. Kalau individu pasti dia akan menyuarakan sekedar pendapatnya dan mungkin juga kepentingannya tanpa memikirkan konteks yang lebih lebar lagi tetapi kalau institusi saya rasa kekuatan kita menjadi check and balance ini yang terus harus dijaga," ucap Erick.
Untuk itu, ia juga mengharapkan ANTARA sebagai institusi bisa menjadi check and balance.
"Di situ lah saya berharap ANTARA tidak jadi sejarah, ANTARA harus tetap membuka perkembangan-perkembangan beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi tetapi juga saya masih meyakinkan sebuah institusi akan punya kekuatan kalau menjadi check and balance," kata Erick.
Baca juga: Rayakan HPN, ANTARA gelar Pameran Foto "PERS, DEMOKRASI, & PEMBANGUNAN"
Untuk itu, ia mengharapkan ANTARA tetap menjadi media yang berkontribusi untuk kepentingan rakyat dengan pemberitaan yang baik dan tidak memecah belah bangsa.
"Itu menjadi stabilisasi yang harus dijaga ANTARA," kata Erick.
Perum LKBN ANTARA menyelenggarakan pameran foto berjudul "Pers, Demokrasi dan Pembangunan" yang menggambarkan dunia pers (kewartawanan) di Indonesia, mulai zaman revolusi hingga saat ini.
Beberapa foto yang ditampilkan juga memperlihatkan perjalanan Pemilu di Indonesia, mulai dari pemilu pertama tahun 1955 hingga kampanye Capres-Cawapres 2024.
Termasuk pula beberapa hasil pembangunan baik infrastruktur, sarana-prasarana umum sepanjang sepuluh tahun terakhir pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Dirut ANTARA resmikan rumah dinas Kabiro Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Saya terima kasih ANTARA ini tidak melupakan sejarahnya, tetapi yang saya lebih menakutkan jangan sampai ANTARA menjadi sejarah. Artinya, ANTARA harus benar-benar bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan industri pers yang hari ini juga terjadi di seluruh dunia," kata Erick saat memberi sambutan usai melihat pameran foto bertajuk "Pers, Demokrasi, dan Pembangunan" di Ruang Galeri Komplek ANTARA Heritage Center atau yang dulu dikenal dengan Gedung ANTARA Pasar Baru Jakarta, Minggu.
Baca juga: PWI: Pameran foto ANTARA tambah kualitas perayaan HPN 2024
Ia menceritakan bagaimana perkembangan yang terjadi di media saat ini. Menurutnya, media sebagai institusi seharusnya menjadi check dan balance di dalam sebuah negara, bukan menjadi individu yang sekedar menyuarakan kepentingannya saja.
"Ini yang saya tekankan dan saya percaya yang membedakan kita tentu dengan sebuah institusi dan individu pasti kita lebih punya check and balance. Kalau individu pasti dia akan menyuarakan sekedar pendapatnya dan mungkin juga kepentingannya tanpa memikirkan konteks yang lebih lebar lagi tetapi kalau institusi saya rasa kekuatan kita menjadi check and balance ini yang terus harus dijaga," ucap Erick.
Untuk itu, ia juga mengharapkan ANTARA sebagai institusi bisa menjadi check and balance.
"Di situ lah saya berharap ANTARA tidak jadi sejarah, ANTARA harus tetap membuka perkembangan-perkembangan beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi tetapi juga saya masih meyakinkan sebuah institusi akan punya kekuatan kalau menjadi check and balance," kata Erick.
Baca juga: Rayakan HPN, ANTARA gelar Pameran Foto "PERS, DEMOKRASI, & PEMBANGUNAN"
Untuk itu, ia mengharapkan ANTARA tetap menjadi media yang berkontribusi untuk kepentingan rakyat dengan pemberitaan yang baik dan tidak memecah belah bangsa.
"Itu menjadi stabilisasi yang harus dijaga ANTARA," kata Erick.
Perum LKBN ANTARA menyelenggarakan pameran foto berjudul "Pers, Demokrasi dan Pembangunan" yang menggambarkan dunia pers (kewartawanan) di Indonesia, mulai zaman revolusi hingga saat ini.
Beberapa foto yang ditampilkan juga memperlihatkan perjalanan Pemilu di Indonesia, mulai dari pemilu pertama tahun 1955 hingga kampanye Capres-Cawapres 2024.
Termasuk pula beberapa hasil pembangunan baik infrastruktur, sarana-prasarana umum sepanjang sepuluh tahun terakhir pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Dirut ANTARA resmikan rumah dinas Kabiro Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024