Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Pemkab HSS) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggencarkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara massal selama sebulan guna mengatasi Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Kita rapat membahas strategi dan langkah konkret menangani nyamuk terutama nyamuk Aedes aegypti yang merupakan faktor utama penyebab penyakit DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan HSS Rasyidah, di Kandangan, Senin.
Rasyidah mengungkapkan rapat yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) HSS Muhammad Noor tersebut menyepakati gerakan massal PSN selama sebulan.
Rasyidah menuturkan gerakan PSN massal tersebut melibatkan seluruh tenaga kesehatan dan aparatur sipil negara (ASN) untuk menggerakkan masyarakat melakukan PSN.
Adapun langkah yang mungkin dilakukan gerakan PSN tersebut, antara lain sosialisasi dan edukasi dengan memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya DBD dan program PSN sebagai upaya pencegahan.
Baca juga: Tujuh dokter muda intership pamit setelah setahun mengabdi di HSS
"Ini bisa kita lakukan melalui kampanye sosial, brosur, leaflet, dan media massa lokal," ujarnya.
Kemudian, petugas juga memeriksa rumah warga guna mendeteksi dan menghilangkan tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi, penampungan air, dan barang bekas yang dapat menampung air.
Selanjutnya, mengadakan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat tentang cara efektif dalam PSN, termasuk teknik menangani limbah dan penggunaan larvasida secara aman.
"Kita juga melakukan kerjasama antar lembaga, melibatkan berbagai pihak seperti dinas kesehatan, dinas lingkungan hidup, organisasi kemasyarakatan, dan sekolah untuk meningkatkan efektivitas gerakan ini," tutur Rasyidah.
Petugas juga mengawasi dan mengevaluasi, berupa pemantauan dan penilaian secara berkala terhadap pelaksanaan gerakan PSN untuk memastikan efektivitas dan perbaikan.
Baca juga: DBD meningkat, Dinkes HSS imbau kewaspadaan pencegahan
Rasyidah mengharapkan gerakan PSN secara massal dan melibatkan seluruh komponen masyarakat dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti dan mengendalikan penyebaran DBD di Kabupaten HSS.
Rasyidah menambahkan Pemkab HSS masih menunggu hasil evaluasi lima kota sebagai proyek percontohan terkait inovasi pemerintah memberantas nyamuk Aedes aegypti menggunakan nyamuk Wolbachia.
Pihaknya juga memiliki ketertarikan dan kesiapan untuk mengadopsi inovasi untuk upaya menanggulangi penyakit, namun juga berhati-hati dan ingin memastikan dulu efektivitas sebelum menerapkan secara luas.
"Yang pasti kami masih menunggu hasil dari pilot project di lima kota sebelum mengambil keputusan besar seperti mengimplementasikan strategi penanggulangan DBD, dengan menggunakan nyamuk Wolbachia," bebernya.
Baca juga: Sekda HSS pimpin rakor rencana relokasi pembangunan Puskesmas Bajayau
Sementara itu, Sekda Kabupaten HSS M Noor berharap gerakan aksi massal melibatkan semua kalangan tersebut dapat menanggulangi kasus DBD di HSS.
"Dan juga menjadikan budaya hidup sehat di masyarakat kita, agar kasus DBD tidak ada lagi di HSS," ungkap Noor.
Data Dinas Kesehatan HSS menunjukkan kasus penyakit DBD cenderung menunjukkan peningkatan sejak akhir 2023 hingga awal 2024.
Pada pertengahan Januari 2024, penderita DBD sudah mencapai 56 kasus yang telah mendapatkan perawatan lanjutan di beberapa fasilitas kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Kita rapat membahas strategi dan langkah konkret menangani nyamuk terutama nyamuk Aedes aegypti yang merupakan faktor utama penyebab penyakit DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan HSS Rasyidah, di Kandangan, Senin.
Rasyidah mengungkapkan rapat yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) HSS Muhammad Noor tersebut menyepakati gerakan massal PSN selama sebulan.
Rasyidah menuturkan gerakan PSN massal tersebut melibatkan seluruh tenaga kesehatan dan aparatur sipil negara (ASN) untuk menggerakkan masyarakat melakukan PSN.
Adapun langkah yang mungkin dilakukan gerakan PSN tersebut, antara lain sosialisasi dan edukasi dengan memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya DBD dan program PSN sebagai upaya pencegahan.
Baca juga: Tujuh dokter muda intership pamit setelah setahun mengabdi di HSS
"Ini bisa kita lakukan melalui kampanye sosial, brosur, leaflet, dan media massa lokal," ujarnya.
Kemudian, petugas juga memeriksa rumah warga guna mendeteksi dan menghilangkan tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi, penampungan air, dan barang bekas yang dapat menampung air.
Selanjutnya, mengadakan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat tentang cara efektif dalam PSN, termasuk teknik menangani limbah dan penggunaan larvasida secara aman.
"Kita juga melakukan kerjasama antar lembaga, melibatkan berbagai pihak seperti dinas kesehatan, dinas lingkungan hidup, organisasi kemasyarakatan, dan sekolah untuk meningkatkan efektivitas gerakan ini," tutur Rasyidah.
Petugas juga mengawasi dan mengevaluasi, berupa pemantauan dan penilaian secara berkala terhadap pelaksanaan gerakan PSN untuk memastikan efektivitas dan perbaikan.
Baca juga: DBD meningkat, Dinkes HSS imbau kewaspadaan pencegahan
Rasyidah mengharapkan gerakan PSN secara massal dan melibatkan seluruh komponen masyarakat dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti dan mengendalikan penyebaran DBD di Kabupaten HSS.
Rasyidah menambahkan Pemkab HSS masih menunggu hasil evaluasi lima kota sebagai proyek percontohan terkait inovasi pemerintah memberantas nyamuk Aedes aegypti menggunakan nyamuk Wolbachia.
Pihaknya juga memiliki ketertarikan dan kesiapan untuk mengadopsi inovasi untuk upaya menanggulangi penyakit, namun juga berhati-hati dan ingin memastikan dulu efektivitas sebelum menerapkan secara luas.
"Yang pasti kami masih menunggu hasil dari pilot project di lima kota sebelum mengambil keputusan besar seperti mengimplementasikan strategi penanggulangan DBD, dengan menggunakan nyamuk Wolbachia," bebernya.
Baca juga: Sekda HSS pimpin rakor rencana relokasi pembangunan Puskesmas Bajayau
Sementara itu, Sekda Kabupaten HSS M Noor berharap gerakan aksi massal melibatkan semua kalangan tersebut dapat menanggulangi kasus DBD di HSS.
"Dan juga menjadikan budaya hidup sehat di masyarakat kita, agar kasus DBD tidak ada lagi di HSS," ungkap Noor.
Data Dinas Kesehatan HSS menunjukkan kasus penyakit DBD cenderung menunjukkan peningkatan sejak akhir 2023 hingga awal 2024.
Pada pertengahan Januari 2024, penderita DBD sudah mencapai 56 kasus yang telah mendapatkan perawatan lanjutan di beberapa fasilitas kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024