Tanjung, (AntaranewsKalsel) - General Manager Hubungan Eksternal PT Adaro Indonesia Rizki Dartaman mengatakan, kegiatan peledakan di lokasi penambangan batu bara di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, kembali normal.


Sebelumnya empat hari kegiatan peledakan dihentikan pasca hilangnya 183 detonator atau alat pemicu bom dari gudang penyimpanan di Kecamatan Tanta Rabu 9 (5/10) dinihari, kata Rizki di Tanjung, Senin.

"Sejak Minggu (9/10) kegiatan peledakan sudah kembal normal namun penyelidikan hilangnya detonator di gudang penyimpangan terus dilakukan jajaran kepolisian," jelasnya.

Meski kegiatan produksi terhenti akibat distopnya aktivitas peledakan di sejumlah lokasi tambah ungkap Rizki belum mengganggu angkutan batubara ke pelabuhan di Klanis atau kilometer nol karena stok terdahulu masih ada.

Bahkan suplai detonator dari PT Dahana (Persero) ke PT Adaro Indonesia juga masih berlangsung meski Rabu lalu terjadi pencurian 183 alat pemicu bom ini.

PT Dahan sendiri merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang industri strategis yang menawarkan layanan bahan peledak yang terpadu untuk sektor Migas, Pertambangan Umum dan
Konstruksi.

Sementara itu jajaran kepolisian melalui tim gabungan Polres Tabalong dan Polda Kalsel tengah memeriksa sejumlah saksi terkait hilangnya 183 detonator di salah satu warehouse PT Adaro Indonesia.

Selain memeriksa karyawan di Gudang penyimpanan bahan peledak, aparat keamanan maupun sekuriti, kepolisian juga meminta kesaksikan dari Depertemen Drilling and Blasting yang membidangi kegiatan
peledakan.

"Kita berharap kasus pencurian detonator ini bisa segera tuntas dan pihak yang terkait di bidang ini yakni Depertemen Drilling and blasting juga sudah dimintai keterangan," tambah Rizki.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016