Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Selatan, Brigjend Polisi Erwin Triwanto mengatakan telah membentuk tim untuk mengungkap hilangnya 183 detonator PT Adaro pada Rabu (5/10).

Menurut Kapolda ditemui di ruang kerjanya Jumat, saat ini tim sedang memeriksa 16 orang saksi yang terdiri dari karyawan dan Satpam PT Adaro serta anggota kepolisian yang bertugas.

Diharapkan, dari 16 orang saksi tersebut akan diperoleh petunjuk dan keterangan, tentang kemungkinan hilangnya alat pemicu peledak tambang batu bara.

"Saya kemaren Kamis (6/10) sudah meninjau lokasi hilangnya detonator tersebut, dan memang ada lubang kecil, yang kemungkinan untuk jalan keluar masuk para pencuri tersebut," katanya.

Lubang yang ada, tambah Kapolda, cukup kecil sehingga diperkirakan hanya orang yang berbadan kecil yang bisa masuk ke lubang tersebut, untuk mengambil tiga dus isi 60 pcs detonator dan tiga biji detonaro lainnya, sehingga totalnya menjadi 183 detonator.

Diduga tambah Kapolda, pencurinya lebih dari satu orang, karena dus detonator cukup besar, sehingga tidak mungkin dibawa oleh satu orang.

"Dari pemeriksaan dilapangan, kemungkinan para pencuri melancarkan aksinya pada saat hujan deras, sehingga saat mereka "membetel" ventialsi tidak terdengar oleh petugas keamanan," katanya.

Dari hasil penyelidikan di lapangan, tambah dia, telah ditemukan serpihan besi ventilasi, yang menjadi salah satu barang bukti tentang hilangnya detonator tersebut.

Tentang kemungkinan keterlibatan orang dalam, Kapolda belum bisa memastikan, karena penyelidikan sedang berlangsung, diharapkan dalam waktu dekat akan segera terbongkar.

Menurut Kapolda, salah satu penyebab terjadinya pencurian, antara lain adalah karena adanya dua lampu di sekitar gudang penyimpanan yang mati, sejak dua hari sebelum terjadinya pencurian.

Sebenarnya, lampu yang rusak tersebut telah disampaikan petugas keamanan kepada pihak menajemen, namun tidak segera mendapatkan tanggapan.

Kemungkinan, lampu yang mati tersebut, dimanfaatkan dengan cepat oleh para pencuri untuk melakukan aksinya, dan ternyata berjalan cukup lancar.

"Lampu mati tersebut bisa disebut sebagai salah satu kelalaian, karena sudah dilaporkan tidak segera mendapatkan tanggapan," katanya.

Secara umum, tambah Kapolda, pengamanan di gudang penyimpanan tersebut sudah cukup bagus, hanya saja perlu ditambah baja lebih tebal di bagian ventilasi, sehingga sulit untuk dibobol.

Selain itu tambah dia, berlu ditambah beberapa CCTV di lokasi tersebut, sehingga saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan lebih mudah, selain untuk memudahkan pengawasan.

"Pada saat kejadian memang ada CCTV, sayangnya CCTVnya terkena sorot lampu, sehingga gambarnya kurang jelas atau kurang tajam," katanya.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016