Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, mengembangkan perkebunan nanas tamban seluas 360 hektare untuk memenuhi kebutuhan buah segar di Kalsel.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalsel Arifin di Banjarmasin, Kamis, mengatakan bahwa nanas tamban memiliki potensi cukup besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, apalagi memiliki pangsa pasar cukup luas.

Nanas tamban, kata dia, memiliki ciri khas manis dan sedikit ada asam. Jika dibanding dengan nanas dari daerah lainnya, nanas tamban terasa lebih segar.

"Ciri khas nanas tamban yang Menkalinan tersebut, membuat Kementerian Pertanian memberikan sertifikat dan memberikan nanas asal Mekar Sari tersebut dengan nanas tamban," katanya.

Potensi yang cukup besar tersebut, membuat Pemerintah Provinsi dan Barito Kuala, mendorong perkebunan nanas tersebut sebagai lokasi agrowisata. Dengan demikian, masyarakat bisa beli dan makan langsung di lokasi perkebunan sambil menikmati keindahan alam daerah tersebut.

Nanas tamban ditanam di lahan seluas 360 hektare yang tersebar di sembilan desa, Kecamatan Mekarsari. Namun, hingga kini baru empat desa yang ditetapkan sebagai sentral budi daya nanas tamban.

Dalam 1 hektare nanas bisa ditanam sebanyak 20.000 sampai 25.000 rapun nanas yang bisa menghasilkan 2.000 s.d. 3.000 buah nanas per bulan. Artinya, setiap bulannya, petani bisa mendapatkan penghasilan minimal tidak kurang dari Rp10 juta. Di lain pihak, pangsa pasar penjualan yang cukup jelas.

Melihat potensi yang cukup besar itu, kata Arifin, akan terus berupaya meningkatkan sentra budi daya nanas tamban melalui berbagai program yang telah ditetapkan.

"Saat ini, memang nanas tamban baru dijual sebagai buah segar. Ke depan akan kami berikan pelatihan kepada masyarakat untuk mengembangkan berbagai produk dengan bahan baku nanas ini," katanya.

Melalui upaya tersebut, dia berharap bukan hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melainkan juga mengurangi tingkat pengangguran di daerah.

Petani budi daya nanas tamban yang juga Ketua Kelompok Tani Maju Dadi Marjuni mengatakan bahwa pengembangan nanas tersebut tidak hanya mendongkrak kesejahteraan masyarakat petani, tetapi juga kesadaran untuk bekerja keras dan mencari inovasi untuk membongkar seluruh potensi alam yang ada.

Menurut dia, salah satu keuntungan budi daya nanas itu, selain perawatannya mudah, panennya juga tidak mengenal musim sehingga bisa menjadi tambahan pendapatan petani secara tetap.

Wisatawan agrowisata nanas tamban Puji Lestari mengatakan bahwa agrowisata nanas tamban saat ini sudah terkenal hingga ke beberapa daerah di Kalsel melalui berbagai cerita yang disampaikan beberapa temannya.

"Karena penasaran, saya langsung datang ke sini, dan hasilnya memang sangat bagus," katanya.

Di Kecamatan Mekar Sari, kata dia, kini terdapat sekitar 35 kelompok tani yang masing-masing kelompok memiliki anggota sebanyak 25 orang. Setiap anggota kelompok minimal mengelola lahan budi daya nanas seluas 1 hektare.

Melihat potensi tersebut, Dinas Pertanian terus berupaya membantu petani dengan cara memberikan berbagai bantuan, mulai dari awal tanam sampai pascaproduksi.

Wisata Petik Nanas Tamban menjadi surga bagi penyuka buah-buahan lokal. Bagaimana tidak? Wisatawan bisa makan nanas sepuasnya dengan harga terjangkau sambil menikmati indahnya alam di Kecamatan Mekar Sari, Kabupaten Barito Kuala.

Potensi agrowisata petik nanas tamban di Kecamatan Mekar Sari seakan menjadi magnet baru wisata alam bagi warga Kalimantan Selatan.

Warga pencinta buah-buahan, bisa memakan buah nanas segar dengan memetik langsung dari pohonnya.

Hanya dengan bermodal uang Rp6.000,00, warga sudah bisa memilih sebiji nanas tamban dengan berat antara 2 s.d. 4 kilogram sambil menikmati hamparan perkebunan yang lokasinya berada tidak jauh dari pusat Kota Banjarmasin.


Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016