Hampir 30 tahun H Masdi (54) mengabdikan diri menjadi guru atau tenaga pendidik di beberapa sekolah dasar namun baru kali ini memahami cara deteksi dini gangguan penglihatan para siswanya.
Guru di SD Negeri Mabuun 1 Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan menjadi salah satu tenaga pendidik yang mengikuti pelatihan deteksi dini dan pemeriksaan mata yang dilaksanakan PT Adaro Energy Indonesia dan Yayasan Adaro Bangun Negeri bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia – Seksi Penanggulangan Gangguan Refraksi (PERDAMI-SPGR).
"Saya bersama puluhan guru lainnya dilatih deteksi dini gangguan mata pada siswa," jelas Masdi yang menjadi guru sejak 1993.
Dengan cara skrining penglihatan pada siswa Masdi dan guru lainnya bisa mengetahui jika si anak mengalami kesulitan melihat pada jarak dekat hingga jauh.
Jika mata minus siswa kesulitan melihat detail pada jarak jauh sebaliknya mata plus anak akan kesulitan melihat terutama pada jarak dekat, lelah dalam waktu lama bila lihat jarak dekat.
Kini empat siswa didiknya telah terdeteksi mengalami gangguan penglihatan dan mendapat bantuan kacamata gratis dari PT Adaro Energy Indonesia melalui tim Yayasan Adaro Bangun Negeri.
Empat siswa didiknya yang harus menggunakan kacamata yakni Nur Aulia, Mahmudah, Akila dan Fadli.
"Setelah dilakukan skrining empat siswa di kelas saya positif mengalami gangguan penglihatan dan harus mengenakan kacamata," tambahnya.
Sebelumnya pelatihan deteksi dini dari PERDAMI yang difasilitasi tim YABN dari Adaro Nyalakan Raga secara daring (zoom) pada 7 November 2023 sangat dirasakan manfaat bagi Masdi dan puluhan guru lainnya karena bisa tahu soal pemeriksaan gangguan penglihatan.
Menurut Mudma'inah dari Program Adaro Nyalakan Raga YABN ada lima dokter dari PERDAMI yang memberikan materi terkait deteksi dini gangguan refraksi atau penglihatan pada siswa.
Masing-masing Dr dr Tri Rahayu SpM(K) FIACLE, dr Kianti Raisa Darusman, Sp.M (K) MMedSci, dr Avisena Pratama, dr Hans Kurniawan dan dr Samuel Manurung.
"Sebanyak 47 guru dari delapan sekolah yang mengikuti pelatihan dengan sasaran pemeriksaan mata 1.249 orang," jelas Mudma'inah.
Dari program pelatihan ini para guru ungkap Mudma'inah dapat melakukan skrining awal kelainan refraksi pada murid.
Dengan harapan program ini dapat menurunkan angka kelainan refraksi pada siswa sekolah dasar menyusul tingginya penggunaan gadget pada anak-anak yang menjadi pemicu gangguan penglihatan saat ini.
Sebelumnya CSR Division Head PT Adaro Energy Indonesia Okty Damayanti menyampaikan kacamata bisa meningkatkan prestasi dan penglihatan semakin baik.
"Dulu pakai kacamata itu aib dan aneh. Sekarang dengan kacamata bisa meningkatkan prestasi dan jadi lebih cantik," ungkap Okty.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023