Bank Kalsel menggelar pelatihan bagi pegawai internal sebagai langkah konkret dan menjamin integritas sumber daya manusia terkait pencegahan tindak korupsi yang berpotensi merugikan perusahaan dan pemerintah daerah sebagai pemegang saham.
Seluruh kepala divisi dan kepala cabang Bank Kalsel se-Kalimantan Selatan mengikuti pelatihan internal pencegahan korupsi tersebut.
Baca juga: KPK monitoring Bank Kalsel cegah korupsi
Direktur Utama Bank Kalsel Fachruddin melalui keterangan tertulis di Banjarmasin, Jumat, mengatakan pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya internalisasi, edukasi, dan sosialisasi mengenai bahaya korupsi pada badan usaha terutama Bank Kalsel.
Fachruddin menuturkan pelatihan pencegahan korupsi sebagai wujud budaya kepatuhan antikorupsi pada setiap lapisan organisasi.
Fachruddin mengharapkan para peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan mampu mengimplementasikan serta mensosialisasikan materi yang diperoleh pada pelatihan kepada staf secara struktural.
"Hal ini diharapkan dapat menciptakan budaya kerja yang patuh dan antikorupsi hingga di tingkat terendah, sehingga semua anggota organisasi turut aktif dalam upaya pencegahan korupsi di lingkungan kerja masing-masing," ujar Fachruddin.
Baca juga: Bank Kalsel hadir di MPP berkomitmen permudah layanan ke masyarakat
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) periode 2007-2011 dan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia periode 2012-2015 Prof. Haryono Umar yang menjadi narasumber, menegaskan seorang pegawai harus memiliki integritas untuk melawan dan mencegah korupsi pada konteks pekerjaan sektor perbankan.
"Dalam diri kita ada yang namanya kepala, di dalam kepala ada otak yang terdiri dari 4 bagian, yakni pertama, otak beta yang digunakan untuk bekerja, belajar, berdiskusi, dan melaksanakan tugas-tugas, atau bisa disebut otak yang sadar,” tutur Haryono.
Haryono menjelaskan seseorang memiliki otak theta yang bisa terpengaruh lingkungan sekitar, seperti sebuah perusahaan, seorang pimpinan harus membuat pegawai merasa nyaman dengan lingkungan sehingga bisa bekerja bersih dari korupsi agar memperkuat integritas, dan memastikan setiap pegawai memiliki kesadaran menjaga kepatuhan dan menjauhi tindakan korupsi.
Baca juga: Komisi II DPRD Kalsel apresiasi penyaluran KUR Bank Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Seluruh kepala divisi dan kepala cabang Bank Kalsel se-Kalimantan Selatan mengikuti pelatihan internal pencegahan korupsi tersebut.
Baca juga: KPK monitoring Bank Kalsel cegah korupsi
Direktur Utama Bank Kalsel Fachruddin melalui keterangan tertulis di Banjarmasin, Jumat, mengatakan pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya internalisasi, edukasi, dan sosialisasi mengenai bahaya korupsi pada badan usaha terutama Bank Kalsel.
Fachruddin menuturkan pelatihan pencegahan korupsi sebagai wujud budaya kepatuhan antikorupsi pada setiap lapisan organisasi.
Fachruddin mengharapkan para peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan mampu mengimplementasikan serta mensosialisasikan materi yang diperoleh pada pelatihan kepada staf secara struktural.
"Hal ini diharapkan dapat menciptakan budaya kerja yang patuh dan antikorupsi hingga di tingkat terendah, sehingga semua anggota organisasi turut aktif dalam upaya pencegahan korupsi di lingkungan kerja masing-masing," ujar Fachruddin.
Baca juga: Bank Kalsel hadir di MPP berkomitmen permudah layanan ke masyarakat
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) periode 2007-2011 dan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia periode 2012-2015 Prof. Haryono Umar yang menjadi narasumber, menegaskan seorang pegawai harus memiliki integritas untuk melawan dan mencegah korupsi pada konteks pekerjaan sektor perbankan.
"Dalam diri kita ada yang namanya kepala, di dalam kepala ada otak yang terdiri dari 4 bagian, yakni pertama, otak beta yang digunakan untuk bekerja, belajar, berdiskusi, dan melaksanakan tugas-tugas, atau bisa disebut otak yang sadar,” tutur Haryono.
Haryono menjelaskan seseorang memiliki otak theta yang bisa terpengaruh lingkungan sekitar, seperti sebuah perusahaan, seorang pimpinan harus membuat pegawai merasa nyaman dengan lingkungan sehingga bisa bekerja bersih dari korupsi agar memperkuat integritas, dan memastikan setiap pegawai memiliki kesadaran menjaga kepatuhan dan menjauhi tindakan korupsi.
Baca juga: Komisi II DPRD Kalsel apresiasi penyaluran KUR Bank Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023