Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) karena investor tetap yakin bahwa Federal Reserve telah selesai dengan siklus kenaikan suku bunganya.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya melemah 0,47 persen menjadi 103,4383.
Jadwal perekonomian lebih tenang karena pekan liburan Thanksgiving di Amerika Serikat, sementara fokus utama investor yaitu risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) November yang akan dirilis pada Selasa.
Presiden Federal Reserve Bank Richmond Tom Barkin mengatakan pada Senin (20/11) bahwa inflasi AS telah turun dengan baik, namun beberapa perusahaan berencana untuk terus menaikkan harga dan itu berarti The Fed harus mempertahankan suku bunga pada tingkat yang relatif tinggi untuk waktu yang lama.
"Saya melihat inflasi menjadi persisten dan hal ini membuat saya berpendapat bahwa suku bunga akan lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," ujar Barkin.
Baca juga: Penguatan rupiah dipengaruhi dugaan The Fed tak naikkan suku bunga
FedWatch Tool milik CME Group menunjukkan pasar memperkirakan kemungkinan 99,8 persen bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuannya Desember 2023.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik ke 1,0946 dolar AS dari 1,0899. Pound Inggris naik ke 1,2510 dolar AS dari 1,2449 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS mencapai 148,3030 yen Jepang, lebih rendah dari 149,6650 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8843 franc Swiss dari 0,8856 franc Swiss.
Selanjutnya, dolar AS menguat menjadi 1,3722 dolar Kanada dari 1,3717 dolar Kanada dan dolar AS melemah menjadi 10,4398 krona Swedia dari 10,5313 krona Swedia.
Baca juga: Rupiah menguat lagi, dipengaruhi surplus perdagangan RI
Sumber: Xinhua
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya melemah 0,47 persen menjadi 103,4383.
Jadwal perekonomian lebih tenang karena pekan liburan Thanksgiving di Amerika Serikat, sementara fokus utama investor yaitu risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) November yang akan dirilis pada Selasa.
Presiden Federal Reserve Bank Richmond Tom Barkin mengatakan pada Senin (20/11) bahwa inflasi AS telah turun dengan baik, namun beberapa perusahaan berencana untuk terus menaikkan harga dan itu berarti The Fed harus mempertahankan suku bunga pada tingkat yang relatif tinggi untuk waktu yang lama.
"Saya melihat inflasi menjadi persisten dan hal ini membuat saya berpendapat bahwa suku bunga akan lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," ujar Barkin.
Baca juga: Penguatan rupiah dipengaruhi dugaan The Fed tak naikkan suku bunga
FedWatch Tool milik CME Group menunjukkan pasar memperkirakan kemungkinan 99,8 persen bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuannya Desember 2023.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik ke 1,0946 dolar AS dari 1,0899. Pound Inggris naik ke 1,2510 dolar AS dari 1,2449 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS mencapai 148,3030 yen Jepang, lebih rendah dari 149,6650 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8843 franc Swiss dari 0,8856 franc Swiss.
Selanjutnya, dolar AS menguat menjadi 1,3722 dolar Kanada dari 1,3717 dolar Kanada dan dolar AS melemah menjadi 10,4398 krona Swedia dari 10,5313 krona Swedia.
Baca juga: Rupiah menguat lagi, dipengaruhi surplus perdagangan RI
Sumber: Xinhua
Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023