Kandangan, (Antaranews Kalsel) - Kerupuk tulang ikan Negara, menjadi salah satu kuliner unggulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yang kini cukup menarik perhatian konsumen.

Kerupuk ini, dinilai cukup unik, karena salah satu bahan bakunya adalah tulang ikan, yang biasanya dibuang begitu saja, namun ditangan terampil warga Negara, tulang yang awalnya hanya menjadi sampah diubah menjadi produk makanan bernilai ekonomis tinggi.

Dinas Perindustrian dan Koperasi Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, membantu pemasaran industri kerupuk tulang ikan gabus hingga ke beberapa provinsi tetangga melalui pameran maupun ekspo yang digelar pemerintah provinsi maupun pusat.

Kepala Bidang UKM Disperindagkop dan UKM HSS Sumarsono di Kandangan, Selasa mengatakan, kerupuk tulang ikan gabus salah satu sentra binaan yang terus berkembang usahanya dan mendapat pendampingan dari pemerintah.

"Kita terus memberikan pelatihan ataupun peralatan untuk meningkatkan produksi dan kualitas kerupuk tulang ikan tersebut. Terakhir produk kerupuk tulang ikan ini, dipamerkan di Kalsel Expo," katanya.

Dalam kegiatan HUT ke-66 Provinsi Kalsel tersebut, kerupuk yang berbahan unik tersebut, langsung ludes terjual, karena banyak pembeli penasaran produk khas dari kecamatan Daha tersebut.

Kerupuk tulang ikan dinilai unik, karena bagi sebagian orang, tulang ikan biasanya dibuang atau jadi sampah, namun ditangan terampil Jam`ah (48 tahun), tulang-tulang tersebut, bisa menjadi kuliner kerupuk bercita rasa unik dan bernilai ekonomis.

Sentra pengolahan kerupuk dan abon ikan di Desa Baruh Kembang, Kecamatan Daha Utara tersebut, produknya sudah dipasarkan ke Rantau, Sampit, Samarinda hingga di Jakarta dan Batam.

Pengolahan kerupuk tersebut, setelah dia mendapatkan informasi bahwa tulang-tulang ikan yang selama ini dibuang begitu saja, bisa dimanfaatkan untuk bahan baku kerupuk dengan nilai ekonomis tinggi.

"Ternyata benar, setelah kita coba, hasilnya cukup lumayan, rasanya gurih dan unik. Saat ini bukan hanya tulang ikan gabus, tetapi juga tulang ikan lainnya juga bisa dibuat produk sejenis," katanya.

Pengolahan kerupuk tulang ikan ini, kata dia, membutuhkan waktu tiga hari dengan bahan tulang ikan gabus, tepung tapioka, bawang putih, garam, penyedap rasa dan pewarna makanan.

Selain menjual kerupuk tulang ikan gabus, di sentra ini juga mengolah beragam kerupuk ikan seperti ikan patin, nila, lele dan belut juga macam-macam olahan abon ikan, terlaris untuk abon ikan yaitu abon gabus dan belut, perhari rata-rata membutuhkan 40 kilogram ikan gabus.

Harga kerupuk di dengan berat kemasan 250 gram seharga Rp11.000, namun bila sudah masuk pasar modern harganya mencapai lebih dari Rp20.000 atau Rp30.000. Perbedaan harga terkadang karena penggunaan kemasan yang berbeda, makin bagus kemasan jadi lebih mahal.

Memenuhi pesanan dari berbagai daerah, ibu dari tiga anak ini, mempekerjakan enam orang di sentra produksinya, yang merupakan usaha keluarga turun temurun.

"Syukur kita bisa berkembang pesat seperti saat ini, karena selalu mendapatkan bantuan baik pelatihan ataupun peralatan dari beberapa SKPD terkait di lingkup Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan," katanya.

Biasanya, permintaan kerupuk dan abon di sentra ini adalah pada puasa Ramadhan dan Hari Raya Islam, baik untuk dikonsumsi langsung ataupun untuk oleh-oleh warga yang datang dari kerabat di Nagara.

"Omsetnya yang pasti telah mencapai jutaan, karena pemasaran tidak hanya di Kalsel, tetapi juga ke berbagai daerah di luar Kalsel," katanya

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016