Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyatakan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Sumatera Selatan (Sumsel) paling menonjol kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia.

Suharyanto menuturkan hal itu usai meninjau karhutla menggunakan helikopter bersama jajaran Satgas Karhutla di wilayah Kota Banjarbaru dan sekitarnya.

Baca juga: BPBD Kalsel gandeng BPN data pemilik lahan cegah kathutla

“Titik api sangat banyak di Kalimantan Selatan, saya minta satgas darat sebagai ujung tombak pencegahan karhutla harus lebih rajin lagi memantau titik api, jika daerah membutuhkan bantuan silahkan dikoordinasikan, kita pasti bantu,” kata Suharyanto di Banjarbaru,  Kamis.

Suharyanto menyebutkan satgas darat memiliki peran besar untuk mencegah titik api tidak meluas, terlebih saat ini Kalsel mengalami lonjakan dari Juli tercatat sebanyak 3.045 titik api hingga pada periode Agustus tercatat 19.519 titik api.

“Saya minta tolong jangan sampai Presiden Jokowi datang ke Kalimantan Selatan hanya karena kabut asap karhutla, apalagi beberapa kali kabut asap sudah mulai menghambat jadwal penerbangan pesawat,” ujar Suharyanto.

Dia mengungkapkan di Indonesia ada enam provinsi yang ditetapkan sebagai wilayah rawan karhutla, yakni Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Riau, dan Jambi.

Berdasarkan data yang dihimpun BNPB pada Agustus lalu, indikasi luas karhutla di Kalsel sudah mencapai lebih dari 24.000 hektare.

Baca juga: Pemkab Tapin rancang kawasan sentra Rawit Hiyung anti karhutla
Suharyanto meminta Pemprov Kalsel harus mengoptimalkan keberadaan satgas darat sebagai gerbang terdepan pencegahan karhutla, untuk itu, dia menyampaikan karhutla ini harus menjadi perhatian serius seluruh pihak.

Lebih lanjut, dia mengatakan pekan depan BNPB menambah bantuan dua unit helikopter water bombing untuk memaksimalkan penanggulangan karhutla di Kalsel, sehingga total ada sebanyak delapan unit helikopter penanggulangan karhutla.

Kemudian pada 23, 24, dan 28 September, satgas akan melaksanakan teknologi hujan buatan di wilayah Kalimantan Selatan sebagai bantuan operasi menanggulangi karhutla, hal itu berdasarkan koordinasi dengan BMKG yang menyatakan pada tanggal tersebut ketebalan dan kelembapan awan sangat potensi untuk mendatangkan hujan buatan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto (kedua kiri) saat memimpin rapat koordinasi dan evaluasi penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kekeringan, di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (21/9/2023). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)

Menurut Suharyanto, teknologi hujan buatan tersebut masih diperlukan karena musim kemarau belum berakhir hingga November mendatang.

“Mari kita lebih waspada dan hati-hati lagi, saya juga minta tolong laksanakan penegakan hukum karhutla tanpa kompromi, ini perintah Presiden Jokowi,” ungkap Suharyanto.

Sementara itu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan jumlah permintaan bantuan penanggulangan karhutla menggunakan water bombing tidak sebanding dengan jumlah helikopter yang tersedia.

Dia menyatakan pemerintah daerah telah mengerahkan segala sumber daya yang ada untuk menanggulangi karhutla dan kekeringan di Kalimantan Selatan.

Baca juga: Nelangsa petani Cabai Rawit Hiyung dihantam karhutla

Ia juga mengakui lokasi karhutla di wilayah gambut cukup sulit ditanggulangi oleh satgas, sehingga menurut dia kehadiran BNPB di Kalsel hari ini melaksanakan rapat koordinasi dengan satgas karhutla sangat penting untuk mencari solusi yang tepat menuntaskan bencana karhutla.

“Kita sudah melakukan berbagai upaya mengatasi karhutla dan kekeringan seperti mitigasi penyaluran air dari embung ke embung, membagikan air bersih ke masyarakat terdampak kekeringan, namun kita perlu kolaborasi bersama-sama mengatasi bencana ini,” tutur Sahbirin.

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023