Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Selatan (BPBD Kalsel) menggandeng Badan Pertanahan Nasional (BPN) wilayah setempat untuk mendata kepemilikan lahan guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi tersebut.

Kepala BPBD Kalsel Raden Suria Fadliansyah  menuturkan langkah tersebut untuk mengajak para pemilik lahan dapat berpartisipasi aktif mencegah kebakaran lahan yang dapat menyebabkan bencana kabut asap.

“Hingga saat ini upaya penanggulangan masih kita lakukan, kita sudah berkoordinasi dengan BPN agar mendata para pemilik lahan khususnya di wilayah Ibu Kota Kalsel,” kata Suria usai pelaksanaan Rapat Koordinasi dan Konferensi Pers Penanggulangan Bencana di Banjarbaru, Senin.

Dia menyebutkan dalam beberapa waktu, kabut asap masih menyelimuti Ibu Kota Kalsel yakni Banjarbaru.

“Setiap hari kita lakukan pembasahan lahan, meskipun lahan tetap terbakar, tetapi upaya pembasahan lahan itu mampu meminimalisir luas yang terbakar,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Suria merangkul insan pers dari berbagai media agar lebih optimal mempublikasikan segala upaya penanggulangan karhutla di Kalsel guna mengedukasi masyarakat agar berhenti melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Selatan (BPBD Kalsel) Raden Suria Fadliansyah (kiri) memberikan keterangan usai kegiatan Rapat Koordinasi dan Konferensi Pers Penanggulangan Bencana, di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (18/9/2023). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)

Lebih lanjut, saat ini petugas konsentrasi terhadap penanggulangan karhutla di area prioritas yakni di Bandara Syamsudin Noor Kota Banjarbaru untuk memastikan penerbangan udara tidak terganggu akibat kabut asap.

Dia mengungkapkan status siaga karhutla masih berlaku hingga November mendatang, hal itu sesuai dengan prakiraan cuaca dari BMKG terkait musim kemarau masih terjadi di wilayah Kalsel dalam kurun waktu dua bulan ke depan.

Suria tidak menampik terkait kabut asap yang cukup pekat pada pagi hari, asap tersebut berasal dari titik api yang menyala pada malam hari hingga dini hari di lokasi yang sulit dijangkau satgas darat sehingga cukup sulit diatasi oleh petugas, bahkan penanggulangan karhutla pun sudah tidak efektif saat dini hari.

Namun, meskipun kabut asap muncul setiap hari, petugas gabungan melakukan berbagai upaya untuk mencegah kabut asap semakin luas di Kalsel khususnya di wilayah Ibu Kota, kemudian secara aktif membagikan air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan.

Sementara itu, Kasi Survei Pemetaan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru Muis Gozali mengatakan sudah menyurvei sekitar 46 hektare kepemilikan lahan yang terbakar.

Dia menuturkan saat ini masih dilakukan pendataan lebih lengkap di beberapa titik lokasi yang berpotensi terjadi karhutla.

“Yang terbakar didominasi lahan kosong dengan semak belukar yang cukup banyak,” ujar Muis.

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023