Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, bersama kelompok petani berupaya mengatasi ancaman gagal panen saat musim kemarau.

Kepala Bidang Penyuluhan, Prasarana dan Sarana Pertanian pada DKPP Tanah Bumbu Erwin Novikar di Batulicin, Sabtu mengatakan upaya yang dilakukan melakukan pengairan sawah yang padinya sudah masuk "fasegeneratif" atau menjelang berbunga sampai berbuah.

Baca juga: Wira usaha di Tanah Bumbu terima dana hibah melalui program YESS

"Kami juga mendistribusikan pompa air sebanyak 135 unit yang tercatat sebagai barang milik daerah tersebar diseluruh kabupaten Tanah Bumbu khususnya di kecamatan yang menjadi sentra pangan. Seperti Kecamatan Kusan Tengah, Kusan Hilir, Kusan Hulu, Batulicin dan Kecamatan Satui," ujar Erwin.

DKPP Tanah Bumbu juga melaksanakan pembangunan prasarana air sebanyak tujuh kegiatan berupa 52 jalan usaha tani, enam jembatan tani dan tiga embung.

Upaya lain juga dilakukan dengan memberi edukasi kepada para petani tentang pentingnya mengikuti periode tanam.

"Seperti yang kita ketahui bersama bahwa periode tanam untuk padi terbagi menjadi dua yakni periode April September dan periode Oktober Maret. Dimana saat ini petani di Tanah Bumbu sebenarnya sudah masuk fase generative bahkan hampir Sebagian sawah sudah melaksanakan panen," katanya.

Bahkan sebagian di wilayah "Bumi Bersujud" diuntungkan dengan kondisi cuaca saat ini, para petani di Desa Salimuran, Desa Pulau Tanjung, Karya Bakti, Satiung baru memulai tanam padi yang diprediksi akan panen pada Oktober 2023.

Baca juga: Patani Tanah Bumbu panen padi 2.207 hektare
Salah satu petani padi mengairi sawah untuk mencegah gagal panen saat musim kemarau di Tanah Bumbu pada beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-DKPP Tanah Bumbu)

Menurut Erwin, hal tersebut dikarenakan wilayah itu merupakan daerah rawa yang hampir sepanjang tahun mempunyai ketinggian air yang tidak memungkinkan untuk menanam. Sehingga dengan cuaca saat ini atau musim kemarau para petani merasa diuntungkan karena lahan mereka masih terdapat air.

Untuk prasarana irigasi, Tanah Bumbu baru mempunyai irigasi semi teknis dan non teknis dengan mengandalkan sumber air dari debit air sungai dengan pompa air ukuran empat inchi, tiga inchi dan pompa spontan serta mengandalkan curah hujan atau tadah hujan.

"Di bidang pertanian sendiri Dinas PUPR Tanah Bumbu juga gencar melaksanakan pembuatan saluran irigasi serta normalisasi sungai untuk menjamin ketersediaan air bagi petani," ungkapnya.

Baca juga: Petani cabai asal Tanah Bumbu bantu pemerintah cegah inflasi

Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu juga mengupayakan pembangunan bendungan kusan, apabila pembangunan bendungan itu terwujud maka irigasi di Tanah Bumbu akan menjadi irigasi teknis dan banyak menguntungkan petani.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Tanah Bumbu Robby Chandra menambahkan, petani panen padi seluas 283 hektare saat musim kemarau pada tahun ini.

"Pada Oktober 2023, kurang lebih para petani juga akan panen padi seluas 1000 hektare di Kecamatan Kusan tengah," kata Robby.

Para petani bisa panen padi hingga dua sampai tiga kali dalam satu tahun karena lahan pertanian mereka pada tadah hujan dan tidak jauh dari sungai kusan.

Varietas bibit padi yang mereka tanam adalah varietas unggul seperti Mekongga, Inpari, Inpari IR Nutri Zinc dan lain sebagainya.

Berdasarkan data hasil produktivitas padi sawah, rata-rata hasil panen petani mencapai 6,5 ton per hektare.

"Target tanam padi pada periode 2023 mencapai 17.610 hektare, namun untuk hasilnya kami belum bisa menghitung karena sebagian masih dalam proses panen," jelasnya.

Baca juga: Petani Kotabaru dan Tanah Bumbu minta mesin traktor tangan
 
Salah satu petani padi mengairi sawah untuk mencegah gagal panen saat musim kemarau di Tanah Bumbu pada beberapa waktu lalu.(ANTARA/HO-DKPP Tanah Bumbu)

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023