Kandangan, (Antaranews Kalsel)- Kerajinan dapur Negara berupa merupakan tungku bakar api untuk memasak tradisional  yang terbuat dari tanah liat dan secara turun temurun dibuat puluhan keluarga  di Jalan Bintara, RT 3 desa Bayanan, Negara, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, terancam gulung tikar dengan masuknya kompor gas elpiji hingga pelosok.

Salah satu pembuat Dapur Negara Yayang menjelaskan bahwa usaha pembuatan dapur negara ini digelutinya sejak kecil dan usaha keluarga yang diwariskan sejak kakek neneknya dan masih bisa bertahan hingga saat ini walaupun digempur oleh  gas elpiji yang menawarkan ke praktisan.

Diakuinya memang pesanan dapur negara sejak ada tungku dapur gas elpiji jauh berkurang baik lokal maupun dari luar daerah namun tetap ada pesanan baik dari Banjarmasin, Tanjung, hingga Kalimantan Tengah, dibandingkan dengan gas elpiji dapur negara memang bisa digunakan untuk membakar ikan dengan kayu.

"Pemesan yang datang kalau datang dari daerah sekitar, dengan  mereka bawa sendiri, namun untuk pesanan ke Banjarmasin biasa menggunakan kelotok atau membawa dengan mobil,"ujarnya.

Untuk harga per seratus buah dapur, satu dapur atau tungku dihargai Rp6 ribu untuk kuallitas terbaik, namun untuk kualitas yang kurang bagus dihargai antara Rp4,5 ribu hingga Rp5 ribu, dan pedagang eceran menjual lagi dengan harga Rp8 ribu perbuah, di sentra miliknya juga melayani penjualan baik eceran maupun borongan.

Bahan untuk membuat dapur negara yaitu tanah liat bisanya didapat dari warga sekitar atau dibeli dari pengumpul seharga Rp35 ribu per perahu, satu perahu bisa menghasilkan 70 buah dapur atau tungku.

Diungkapkan pria yang sudah memiliki tiga anak ini, untuk satu bulan dirinya memperoleh penghasilan kotor Rp2 Juta namun dikurang biaya operasional, bahan dan tenaga kerja bersih Rp1 Juta untuk keperluan hidup dan disisihkan untuk kelanjutan usaha.

"Pembuatan di sentra kami memakai 6 buah tungku pembakaran dapur, untuk 100 buah dapur dibutuhkan waktu 15 hari kerja itupun kalau cuaca panas mendukung untuk penjemuran namun bila musim penghujan akan jadi lambat selesainya,"ujarnya.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016