Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sekertaris Dinas Pendidikan Kalimantan Selatan, DR Amka membantah kalau SMA Banua memiliki kaitan dengan lembaga pendidikan yang tergabung dalam yayasan Pasiad Turki.
"Kita tidak bekerjasama dengan yayasan pemerintah turki sudah sejak 2015," kata Amka mengklarifikasi beredarnya berita adanya kaitan antara SMA Banua dengan Pasiad Turki.
Amka menjelaskan, SMA Banua saat ini berada dibawah pengawasan direkitorat dikdasmen kemendikbud, menjadi Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), berdasarkan permendikbud no 31 tahun 2014.
Karena SPK maka SMA banua berada dibawah kerjasama Amity Colledge, Australia.
"Terkait berita yang sudah keluar di berbagai media dan mengkaitkan SMA Banua dengan pemerintahn turki, ini tidak ada kaitannya. Oleh karena itu SMA Banua Negeri Kalsel tetap akan melajutkan pembelajaran," kata Amka.
Diakui Amka, kendati kerjasama dengan Pasiad Turki telah putus, namun saat ini masih ada guru dari Amity Colledge Turki sebanyak empat orang untuk mata pelajaran Kimia, Fisika, Biologi dan satu lagi bahasa turki.
"Jadi mereka sekarang bukan dibawah koordinasi Pasiad turki, dulu memang sempat, namun stelah Pasiad ditutup, maka tidak lagi gabung, dan sekarang dikoordinasi Amity Colledge," kata dia.
Amka mengungkapkan, kerja sama antara SMA Banua dengan Pasiad Turki, diawali sejak 2013, saat SMA Banua bekerjasama dengan SMA Semesta Semarang.
Melihat perkembangan SMA Semesta cukup bagus, saat bekerjasama dengan Turki, maka Pemprov pun juga melakukan hal yang sama.
"Namun sejak 2015 kita tidak kerjasama lagi, karena sudah termasuk SPK, bahkan SMA Banua kini sebagai sekolah rujukan," katanya.
Kepala SMAN Banua, Zainuddin mengakui kalau beberapa tenaga pendidik asal Turki mengaku was-was, setelah adannya pemberitaan soal kudeta dan politik di Turki.
Para guru tersebut, mengaku khawatir, dan menyatakan, selama ini mereka hanya konsentrasi pada pendidikan, tidak pernah terlibat dalam politik maupun lainnya.
Zainudin berharap, orangtua dan siswa yang belajar di SMA Banua tetap tenang, dan belajar sebagaimana biasnya, karena sekolah tidak ada hubungannya dengan kepentingan politik manapun.
Diketahui, Pemerintah Turki menyebutkan ada sembilan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia yang terkait dengan Organisasi Teroris Fethullah (FETO).
FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen yang gagal melakukan kudeta beberapa waktu lalu. Gulen pun kini diketahui telah mengasingkan diri di Amerika Serikat.
Melalui siaran pers yang dirilis di laman Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia, Kamis (28/7/2016) diuraikan nama-nama kesembilan lembaga yang dimaksudkan tersebut.
Kesembilan lembaga pendididikan tersebut adalah: Pribadi Bilingual Boarding School yang berada di Depok dan Bandung. Lalu, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan. Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, dan Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta.
Kemudian, Sragen Bilingual Boarding School di Sragen. Fatih Boy’s School dan Fatih Girl’s School di Aceh. Serta, Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.
Saat ini, status SMA Banua adalah SMA negeri dan dibiayai oleh APBD Pemprov Kalsel, dan kini telah meluluskan empat angkatan.
Sekolah yang berlokasi di Gambut kabupaten Banjar tersebut berdiri dan beroperasional sejak tahun 2012 dan sampai saat ini terdapat 221 siswa siswa terbaik Kalimantan Selatan yang dipilih melalui seleksi yang ketat, di antarannya seleksi akademis, psikotest, dan fisik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
"Kita tidak bekerjasama dengan yayasan pemerintah turki sudah sejak 2015," kata Amka mengklarifikasi beredarnya berita adanya kaitan antara SMA Banua dengan Pasiad Turki.
Amka menjelaskan, SMA Banua saat ini berada dibawah pengawasan direkitorat dikdasmen kemendikbud, menjadi Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), berdasarkan permendikbud no 31 tahun 2014.
Karena SPK maka SMA banua berada dibawah kerjasama Amity Colledge, Australia.
"Terkait berita yang sudah keluar di berbagai media dan mengkaitkan SMA Banua dengan pemerintahn turki, ini tidak ada kaitannya. Oleh karena itu SMA Banua Negeri Kalsel tetap akan melajutkan pembelajaran," kata Amka.
Diakui Amka, kendati kerjasama dengan Pasiad Turki telah putus, namun saat ini masih ada guru dari Amity Colledge Turki sebanyak empat orang untuk mata pelajaran Kimia, Fisika, Biologi dan satu lagi bahasa turki.
"Jadi mereka sekarang bukan dibawah koordinasi Pasiad turki, dulu memang sempat, namun stelah Pasiad ditutup, maka tidak lagi gabung, dan sekarang dikoordinasi Amity Colledge," kata dia.
Amka mengungkapkan, kerja sama antara SMA Banua dengan Pasiad Turki, diawali sejak 2013, saat SMA Banua bekerjasama dengan SMA Semesta Semarang.
Melihat perkembangan SMA Semesta cukup bagus, saat bekerjasama dengan Turki, maka Pemprov pun juga melakukan hal yang sama.
"Namun sejak 2015 kita tidak kerjasama lagi, karena sudah termasuk SPK, bahkan SMA Banua kini sebagai sekolah rujukan," katanya.
Kepala SMAN Banua, Zainuddin mengakui kalau beberapa tenaga pendidik asal Turki mengaku was-was, setelah adannya pemberitaan soal kudeta dan politik di Turki.
Para guru tersebut, mengaku khawatir, dan menyatakan, selama ini mereka hanya konsentrasi pada pendidikan, tidak pernah terlibat dalam politik maupun lainnya.
Zainudin berharap, orangtua dan siswa yang belajar di SMA Banua tetap tenang, dan belajar sebagaimana biasnya, karena sekolah tidak ada hubungannya dengan kepentingan politik manapun.
Diketahui, Pemerintah Turki menyebutkan ada sembilan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia yang terkait dengan Organisasi Teroris Fethullah (FETO).
FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen yang gagal melakukan kudeta beberapa waktu lalu. Gulen pun kini diketahui telah mengasingkan diri di Amerika Serikat.
Melalui siaran pers yang dirilis di laman Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia, Kamis (28/7/2016) diuraikan nama-nama kesembilan lembaga yang dimaksudkan tersebut.
Kesembilan lembaga pendididikan tersebut adalah: Pribadi Bilingual Boarding School yang berada di Depok dan Bandung. Lalu, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan. Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, dan Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta.
Kemudian, Sragen Bilingual Boarding School di Sragen. Fatih Boy’s School dan Fatih Girl’s School di Aceh. Serta, Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.
Saat ini, status SMA Banua adalah SMA negeri dan dibiayai oleh APBD Pemprov Kalsel, dan kini telah meluluskan empat angkatan.
Sekolah yang berlokasi di Gambut kabupaten Banjar tersebut berdiri dan beroperasional sejak tahun 2012 dan sampai saat ini terdapat 221 siswa siswa terbaik Kalimantan Selatan yang dipilih melalui seleksi yang ketat, di antarannya seleksi akademis, psikotest, dan fisik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016