Di balik peristiwa kebakaran KM Marina Nusantara pada Senin pukul 07.30 Wita yang menewaskan beberapa orang penumpang, membuat Yanto tidak berhenti bersyukur atas kekuasaan dan kebesaran Tuhan yang diberikan kepada dia dan keluarganya.
"Saya benar-benar merasa mendapatkan mukjizat dan hampir tidak percaya," kata Yanto ditemui di Rumah Sakit dr Soeharsono yang tampak tercenung dan trauma setelah menjadi bagian dari musibah kebakaran tersebut.
Bagaimana tidak, kebakaran KM Marina yang mengangkut sedikitnya 443 orang tersebut membuat dirinya dan keempat anggota keluarganya sangat panik.
Tanpa berpikir panjang dia mengajak keempat anggota keluarganya langsung terjun ke laut untuk menyelamatkan diri.
"Waktu seluruh penumpang sangat panik, tidak ada yang mampu berpikir lagi, yang penting bisa segera keluar dari kapal yang apinya terus berkobar," katanya.
Beruntung, kata dia, Allah SWT memberikan pertolongan dengan seutas tali kapal yang berhasil diraihnya bersama istrinya Saratika dan anaknya yang baru berumur 3 tahun.
Di seutas tali kapal tersebut, Yanto yang baru pertama kali ke Banjarmasin tersebut, bisa bertahan di tengah derasnya arus sambil menggendong anaknya, begitu juga istrinya.
Sedangkan anggota keluarga yang lain, Nur Aini dan Rahmani, yang juga ikut menceburkan diri ke laut hingga kini belum diketahui kabar dan nasibnya.
Menurut dia, begitu melompat dari kapal yang terbakar tersebut dan menemukan seutas tali yang terikat di kapal, dia dan keluarga tidak beranjak dari lokasi tersebut sambil menunggu pertolongan.
Setelah 1,5 jam mengapung, akhirnya tim pencarian dan pertolongan (SAR) berhasil menemukannya dan langsung membawanya ke pelabuhan.
Dari pelabuhan, dengan kondisi yang masih trauma, Yanto dan istri berjalan ke posko penyelamatan korban di RS Soeharsono yang berjarak sekitar dua kilometer dari pelabuhan.
"Melihat kondisi yang ada, saya pikir kami tidak selamat lagi, ternyata kini kami masih berada di sini dalam kondisi baik-baik saja, ini mukjizat yang tidak pernah kami bayangkan," katanya.
Yanto berharap, anggota keluarga lainnya bisa segera ditemukan dalam kondisi selamat dan tidak kurang satu apapun.
Kesedihan mendalam juga terjadi pada Kasiani tante Muhammad Aris sopir truk dari Surabaya Banjarmasin yang hingga kini belum ditemukan.
Menurut informasi, pada saat kejadian, penganten baru tersebut tertidur di dalam truk dan tidak bisa dibangunkan oleh rekan-rekan lainnya.
"Apa mungkin dia terkurung di dalam kapal dan ikut terbakar," katanya tampak cemas.
Dia berharap, bagaimanapun kondisi Aris, bila hidup masih bisa ketemu dan kalau ternyata sudah meninggal keluarga berharap masih bisa mendapatkan mayatnya.
Tragedi terbakarnya KM Marina pada pagi itu, tidak hanya mengejutkan para penumpang kapal, tetapi juga seluruh keluarga korban dan masyarakat Banjarmasin.
Simpang Siur
Hingga kini belum ada data pasti berapa kebenaran jumlah penumpang kapal naas tersebut, pihak PT Prima Vista menyatakan berdasarkan data jumlah penumpang sebanyak 443 orang.
Namun di pihak lain, terdapat data bahwa jumlah penumpang lebih dari 500 orang, karena ada penumpang tidak masuk dalam daftar manifes atau data penumpang kapal.
Berangkat dari kesimpangsiuran data tersebut, pihak-pihak terkait harus bertanggung jawab untuk memberikan klarifikasi memastikan tentang banyaknya jumlah korban yang belum ditemukan.
Dengan tidak adanya kepastian data jumlah penumpang, maka tidak akan ada pegangan bagi petugas berapa banyak orang yang masih harus ditolong dan dilakukan pencarian.
Bagaimanapun juga, nyawa satu orang sangat berarti untuk dibiarkan begitu saja menghilang tanpa kabar.
Kepala Cabang PT Prima Vista Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Lukman L Hakim mengatakan jumlah penumpang KM Marina yang terbakar di perairan Sungai Barito Banjarmasin berdasarkan manifes atau data pihaknya sebanyak 443 orang.
Pernyataan Lukman kepada ANTARA pada Senin siang, tersebut menjawab adanya kesimpangsiuran data terkait jumlah penumpang yang informasinya lebih dari 500 orang.
"Berdasarkan data kami jumlah penumpang sebanyak 443 orang," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan bertanggung jawab dan menanggung biaya pengobatan seluruh korban KM Marina yang terbakar tersebut termasuk memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal.
Tentang kendaraan yang terbakar, kata dia, seluruh berada pada tanggungan asuransi.
Menurut Lukman, kebakaran kapal terjadi akibat tabrakan antara KM Marina dengan tongkang batu bara yang melintas di sekitar perairan Gunung Meranti, Sungai Barito pada Senin sekitar 7.30 Wita.
"Setelah tabrakan, terjadi percikan api hingga terbakar," katanya.
Sementara itu, Komandan Lanal Banjarmasin, Kolonel Laut P Akhmad Wibisono mengungkapkan, diduga tabrakan kapal terjadi akibat kerusakan pada kemudi KM Marina.
Hal tersebut, kata dia, berdasarkan pantauan pihaknya dari komunikasi antara nakhoda KM Marina dengan Syahbandar melalui radio yang dimonitor langsung oleh pihaknya.
Akibat kerusakan pada kemudi tersebut, diduga membuat KM Marina tidak mampu menghindar pada saat ada tongkang yang melintas di lokasi kejadian.B
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011