Petani Desa Nalui Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan Husaini mengembangkan budidaya kacang Sacha Inchi yang dikenal kaya kandungan asam lemak omega 3, omega 6 dan omega 9.
"Saya mulai tanam kacang Sacha Inchi sejak Januari 2023 dan kini sebanyak 500 batang lebih tumbuh dengan baik," jelas Husaini di Tabalong, Senin.
Baca juga: Pemkab Balangan terus upayakan harga karet naik
Husaini menceritakan ketertarikannya menanam kacang Sacha inchi (Plukenetia volubilis) atau lebih dikenal sebagai kacang inka atau kacang gunung karena khasiatnya yang cukup banyak mengobati berbagai penyakit seperti diabetes dan kolesterol.
Selain itu kacang yang buahnya berbentuk bintang ini memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi karena minyak olahan kacang yang berasal dari hutan Amazon ini mencapai jutaan rupiah per liternya.
Dalam pengembangan budidaya kacang Sacha Inchi Husaini menjalin kemitraan dengan PT Setia Alam Raya di Kabupaten Tanah Laut selaku pembeli.
"Hasil panen kacang Sacha Inchi nantinya kita jual ke PT SAR dengan jumlah tak terbatas sesuai perjanjian kemitraan," jelas Husaini.
Harga jual yang disepakati dalam program kemitraan ini Rp8 ribu untuk kacang Sacha Inchi belum terpisah kulit dan jenis kupas biji coklat mencapai Rp20 ribu per kilogram.
Baca juga: Petani Kelapa di Riau produksi keripik dan VCO bernilai jual tambah
Untuk kemitraan antara PT SAR dan Husaini selaku petani, perjanjian jual beli selama 9 tahun dengan luas lahan 5 ribu meter persegi.
Sebagai petani Husaini juga berharap dukungan pemerintah daerah dalam upaya mengembangkan tanaman kacang Sacha Inchi seperti alat pencacah sabut kelapa untuk pembuatan pupuk organik.
"Peralatan masih minim untuk pembuatan pupuk organik dalam pembuatan bibit kacang Sacha Inchi," jelas Husaini lagi.
Husaini sendiri satu-satunya petani di Kabupaten Tabalong yang berani membudidayakan kacang Sacha Inchi meski modal yang dibutuhkan dalam 1 hektare mencapai Rp99 juta.
"Untuk menanam kacang Sacha Inchi kita membutuhkan kayu Ulin untuk tempat merambat tanaman serta kawat karena itu biayanya cukup besar," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan Perikanan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKP2TPH) Kabupaten Tabalong Fahrul Razi menyambut baik usaha petani Jaro yang mengembangkan budidaya kacang Sacha Inchi dan siap memfasilitasi
Mengingat jenis tanaman ini punya nilai ekonomis tinggi dan cocok ditanam di Kecamatan Jaro yang berbatasan dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
" Kami siap memfasilitasi petani Jaro yang membudidayakan kacang Sacha Inchi yang mana tanaman ini punya nilai ekonomis tinggi selain itu Kecamatan Jaro juga berbatasan dengan IKN," tuturnya.
Baca juga: Distanhorbun: Ribuan hektare lahan petani di Tanah Laut alami kekeringan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Saya mulai tanam kacang Sacha Inchi sejak Januari 2023 dan kini sebanyak 500 batang lebih tumbuh dengan baik," jelas Husaini di Tabalong, Senin.
Baca juga: Pemkab Balangan terus upayakan harga karet naik
Husaini menceritakan ketertarikannya menanam kacang Sacha inchi (Plukenetia volubilis) atau lebih dikenal sebagai kacang inka atau kacang gunung karena khasiatnya yang cukup banyak mengobati berbagai penyakit seperti diabetes dan kolesterol.
Selain itu kacang yang buahnya berbentuk bintang ini memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi karena minyak olahan kacang yang berasal dari hutan Amazon ini mencapai jutaan rupiah per liternya.
Dalam pengembangan budidaya kacang Sacha Inchi Husaini menjalin kemitraan dengan PT Setia Alam Raya di Kabupaten Tanah Laut selaku pembeli.
"Hasil panen kacang Sacha Inchi nantinya kita jual ke PT SAR dengan jumlah tak terbatas sesuai perjanjian kemitraan," jelas Husaini.
Harga jual yang disepakati dalam program kemitraan ini Rp8 ribu untuk kacang Sacha Inchi belum terpisah kulit dan jenis kupas biji coklat mencapai Rp20 ribu per kilogram.
Baca juga: Petani Kelapa di Riau produksi keripik dan VCO bernilai jual tambah
Untuk kemitraan antara PT SAR dan Husaini selaku petani, perjanjian jual beli selama 9 tahun dengan luas lahan 5 ribu meter persegi.
Sebagai petani Husaini juga berharap dukungan pemerintah daerah dalam upaya mengembangkan tanaman kacang Sacha Inchi seperti alat pencacah sabut kelapa untuk pembuatan pupuk organik.
"Peralatan masih minim untuk pembuatan pupuk organik dalam pembuatan bibit kacang Sacha Inchi," jelas Husaini lagi.
Husaini sendiri satu-satunya petani di Kabupaten Tabalong yang berani membudidayakan kacang Sacha Inchi meski modal yang dibutuhkan dalam 1 hektare mencapai Rp99 juta.
"Untuk menanam kacang Sacha Inchi kita membutuhkan kayu Ulin untuk tempat merambat tanaman serta kawat karena itu biayanya cukup besar," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan Perikanan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKP2TPH) Kabupaten Tabalong Fahrul Razi menyambut baik usaha petani Jaro yang mengembangkan budidaya kacang Sacha Inchi dan siap memfasilitasi
Mengingat jenis tanaman ini punya nilai ekonomis tinggi dan cocok ditanam di Kecamatan Jaro yang berbatasan dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
" Kami siap memfasilitasi petani Jaro yang membudidayakan kacang Sacha Inchi yang mana tanaman ini punya nilai ekonomis tinggi selain itu Kecamatan Jaro juga berbatasan dengan IKN," tuturnya.
Baca juga: Distanhorbun: Ribuan hektare lahan petani di Tanah Laut alami kekeringan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023