Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani mengatakan, pihaknya mengupayakan agar industri asuransi dekat dengan masyarakat.
"OJK terus berupaya mendekatkan industri asuransi dengan masyarakat. Karena pertumbuhan industri asuransi dalam mendorong pertumbuhan nasional akan terjadi apabila masyarakat bisa menanggung risiko pada saat melakukan kegiatan usaha," katanya di sela-sela acara "Investor Awards-Best Insurance 2016" di Jakarta, Rabu malam.
Secara garis besar, kata dia, pihaknya akan menerapkan strategi-strategi nasional keuangan inklusif untuk terus meningkat industri asuransi antara lain edukasi, fasilitas bantuan keuangan, pemetaan informasi, peraturan pendukung intermediasi, dan perlindungan konsumen.
"Selain itu, terdapat juga strategi penguatan infrastruktur dan pengembangan produk. Strategi nasional itu akan diimplementasikan pada tiga area utama, yaitu program inklusi keuangan, sinergi, dan aksi keuangan," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga berinisiatif untuk bisa menyediakan layanan produk polis asuransi digital.
"Keinginan bisa menyediakan produk polis asuransi digital, jadi polis asuransi tidak lagi dicetak, sudah dalam bentuk digital bisa dikirim dalam alat komunikasi sekarang kan polis harus dicetak," katanya.
Dengan cara tersebut, kata Firdaus, polis akan langsung dikirim ke nasabah sehingga nasabah langsung bisa membaca polis dari perusahaan asuransi.
"Karena hanya sedikit yang baca polis karena saat diterima dari perusahaan asuransi, mereka tidak pernah baca," ujarnya.
Sebelumnya, OJK mencatat pada triwulan-I 2016, aset industri perasuransian mencapai Rp866,61 triliun atau naik 10 persen dibandingkan triwulan-I 2015 sebesar Rp787,56 triliun.
Kemudian, pada triwulan-I 2016, industri asuransi jiwa mencatat aset sebesar Rp371,49 triliun, naik 10,24 persen dibandingkan triwulan-I 2015 sebesar Rp 336,96 triliun.
Selain itu, pada triwulan-I 2016, asuransi umum dan reasuransi mencapai Rp138,37 triliun atau naik 12,72 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar Rp122,75 triliun./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016