Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak melemah sebesar 74 poin menjadi Rp13.465 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.391 per dolar AS.

"Sentimen Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) kembali mendorong aksi jual aset berisiko dan meningkatkan permintaan aset 'safe haven' seperti dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan bahwa sentimen Brexit yang juga berdampak pada penurunan harga komoditas menambah peluang bagi mata uang komoditas seperti mata uang rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS.

Akan tetapi, lanjut dia, fokus pelaku pasar uang mulai beralih ke pengesahan pengampunan pajak atau "tax amnesty" serta RAPBN Perubahan 2016 dapat menjadi sentimen positif bagi pasar uang di dalam negeri.

"Sentimen positif kesepakatan tersebut berpeluang mengembalikan 'risk appetite' terhadap aset berdenominasi rupiah yang lebih dini pasca 'shock' yang bersumber dari Brexit," katanya.

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa sentimen Brexit itu menambah ketidakpastian di pasar keuangan global, termasuk Indonesia mengingat rencana kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed fund rate) belum ada kejelasannya.

Kendati demikian, ia merasa yakin dampak negatif dari Brexit tidak terlalu besar bagi Indonesia sehingga peluang rupiah kembali menguat masih terbuka, apalagi fundamental ekonomi Indonesia masih baik.

"Pelaku pasar akan menyesuaikan posisi rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi domestik," katanya./f

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016