Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan mengajukan permohonan bantuan siaga helikopter "waterbombing" untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang mulai sering terjadi.
 
"Sudah kita usulkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bantuan siaga helikopter waterbombing bagi Kalsel," ujar Kepala BPBD Kalsel Suria Fadliansyah melalui Plh Kepala BPBD Kalsel Bambang Dedi M di Banjarbaru, Senin.
 
Meskipun status karhutla di Kalsel masih risiko sedang, ucap Bambang, tapi tetap sangat penting disiagakan helikopter waterbombing atau pembom air tersebut untuk antisipasi karhutla yang tiba-tiba besar.
 
Pengusulan bantuan helikopter waterbombing ke BNPB ini, ucap dia, karena adanya surat dari dua daerah, yakni Kota Banjarbaru dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yang mengusulkan status siaga karhutla ke Pemprov Kalsel.
 
"Karena ada dua daerah mengusulkan status ini, maka Gubernur kita menandatangani diajukannya usulan bantuan helikopter waterbombing tersebut," ujarnya.

Baca juga: BPBD Kalsel kian siaga usai karhutla landa 14 wilayah

 
Memang, ungkap Bambang, Kalsel selalu mendapatkan perhatian dari BNPB dalam penanganan karhutla, sehingga tahun-tahun lalu dibantu dengan kesiagaan helikopter waterbombing.
 
"Biasanya kita dapat bantuan dua helikopter waterbombing, bahkan juga helikopter pengawas karhutla," ujarnya.
 
Sesuai instruksi Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, kata Bambang, penanganan karhutla dilakukan semaksimal mungkin, berkolaborasi dengan pihak kepolisian, TNI, Manggala Agni, Badan Pemadam Kebakaran (BPK) dan unsur masyarakat lainnya.
 
"Terbukti saat kejadian karhutla, semua datang dengan cepat, hingga bisa ditangani dengan baik," ujarnya.
 
Ditambahkan Manajer Pusat Pengendali Operasi BPBD Kalsel Ricky Ferdyanto, kondisi karhutla di Kalsel memang mulai sering terjadi saat ini, namun masih status risiko sedang.
 
"Masih dapat ditanggulangi dengan cepat, tidak sampai sangat meluas," ujarnya.

Baca juga: Kapolda Kalsel sebut perlu "water bombing" tanggulangi karhutla

Namun, kata Ricky, musim kemarau ini diperkirakan akan panjang dari Juni hingga Oktober sebagai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
 
"Tanda-tanda karhutla sudah memasuki musim kemarau ini kan sudah ada, kemarin saja ada beberapa titik api di daerah Banjabaru, Kabupaten Banjar dan Tanah Laut," paparnya.
 
Untuk keseriusan penanganan karhutla ini maksimal dengan SDM dan peralatan, pihaknya pun terus mengintensifkan koordinasi hingga BPBD kabupaten/kota, termasuk dengan pihak kepolisian, TNI, Manggala Agni, BPK dan unsur masyarakat lainnya.
 
"Jika SK Siaga Tanggap Darurat Karhutla dikeluarkan, maka makin banyak lagi instansi terkait terlibat dalam penanganannya," kata Ricky.
 
Dia pun mengungkapkan, BPBD Kalsel dalam pengawasan titik api selain mengacu pada laporan satelit dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, juga satgas darat yang berpatroli selama 24 jam.
 
"Sejauh ini kita belum mengetahui, apakah karhutla itu karena kejadian alam atau unsur kesengajaan manusia, makanya tetap kita serahkan ke pihak yang wajib untuk menyelidikinya," demikian ucapnya.
 
Baca juga: BPBD Kalsel andalkan radio "repeater" guna pantau karhutla

 

Pewarta: Sukarli

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023