Dinas Pertanian Kabupaten Balangan tengah mencarikan solusi terkait anjloknya harga umbi porang yang awalnya Rp10.000 per kilogram menjadi Rp3.000.

“Memang setelah ekspor Indonesia sempat ditolak oleh China sampai sekarang kondisi harga umbi porang masih rendah yaitu berkisar Rp2.000 hingga Rp3.000 per kilogram,” kata Kabid Tanaman Pangan & Hortikultura Dinas Pertanian Balangan Rizkianor Fauzi di Paringin, Rabu.

Ia mengungkapkan nantinya pemerintah daerah melalui dinas terkait akan mengarahkan hilirisasi dengan pembinaan petani porang untuk mengolah umbi porang menjadi chip dengan peralatan yang mendukung, karena saat ini harga chip porang berkisar Rp22 ribu per kilogramnya.

Rizkianor melanjutkan nantinya program tersebut akan dimulai pada anggaran perubahan tahun 2023 dan anggaran murni tahun 2024, yaitu dengan meningkatkan nilai porang melalui pengolahan barang setengah jadi.

“Karena porang ini sama dengan harga karet tidak bisa diintervensi oleh pemerintah, makanya kita menyikapi dengan meningkatkan kualitas dan meningkatkan nilai tambah tadi,” ujarnya.

Sebagai insan pertanian dirinya sangat prihatin dengan kondisi petani porang sekarang, dan Dinas Pertanian sendiri selalu berupaya selain untuk meningkatkan kualitas olahan juga berupaya menghubungkan dengan perusahaan pengolahan porang.

Sementara salah satu petani porang di Balangan, Nahli menuturkan jika dulunya umbi porang ini berharga Rp10 ribu per kilogram sekarang hanya laku Rp2 ribu per kilogramnya.

Nahli menyebut karena harga terlalu murah maka banyak petani porang yang tidak mau memanen porangnya dan menunggu kalau kalau nanti harganya membaik, padahal banyak kebun porang yang sebenarnya sekarang sudah layak untuk dipanen.

Padahal sebelumnya, ujar Nahli, pemerintah Kabupaten Balangan meminta warga untuk mengembangkan tanaman porang secara besar-besaran, lantaran kala itu harga membaik untuk ekspor bahkan pemerintah sempat melakukan ekspor ke Jepang.

Dengan anjuran pemerintah tersebut banyak warga mengembangkan tanaman porang, bahkan banyak lahan yang tadinya untuk tanaman lain dikonversikan menjadi lahan porang. Lahan sawah pun ditanami porang dengan harapan hasilnya lebih baik.

“Ternyata sekarang harga porang terus menyusut dan tak ada tanda tanda membaik,” imbuhnya.

Pewarta: Ragil Darmawan

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023