Pakar Kesehatan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr dr Syamsul Arifin mengatakan melakukan aktivitas fisik dan konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat disarankan dalam menjaga tetap sehat selama libur panjang Idul Fitri 1444 Hijriah.
"Momen libur dari rutinitas pekerjaan bukan berarti kita hanya malas-malasan apalagi sampai makan seenaknya tanpa kontrol kesehatan diri," kata dia di Banjarbaru, Minggu.
Untuk aktivitas fisik, Syamsul menjelaskan dapat dilakukan dengan olahraga ringan selama 30 menit setiap hari dengan menggerakkan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan pembakaran energi.
"Kalau tidak kuat joging, cukup berjalan menaiki dan menuruni tangga seperti jalan biasa atau bisa juga push-up dan sit-up di rumah," ujar Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM ini.
Kemudian waktu istirahat yang cukup juga penting diterapkan sesuai usia dari seseorang agar kondisi fisik dan psikis tetap prima.
Pada orang dewasa, beberapa orang mungkin membutuhkan jam tidur sebanyak minimal enam jam atau maksimal 10 jam setiap harinya.
Sedangkan orang lanjut usia membutuhkan antara tujuh hingga delapan jam tidur setiap harinya.
Terkait gizi seimbang, Syamsul menyebut dapat diartikan pula diet seimbang yaitu konsumsi makanan mengandung 50 hingga 60 persen karbohidrat, 12 hingga 20 persen protein dan 30 persen lemak.
Di Indonesia ada juga kampanye mengenai gizi seimbang yang bernama "Isi Piringku” yang terdiri dari setengah dari piring seseorang harus terdiri dari buah dan sayuran serta setengah lainnya harus terdiri dari biji-bijian dan protein.
Direkomendasikan pula untuk menyertai setiap makan dengan satu porsi produk susu rendah lemak atau sumber nutrisi lain yang ditemukan dalam produk susu.
Di sisi lain, hal yang merusak kesehatan juga wajib dihindari seperti merokok atau sekadar menghisap asap rokok dari orang lain karena bisa memicu meningkatkan resiko kanker, serangan asma, masalah paru-paru, infeksi tenggorokan dan mata.
Begitu juga minuman beralkohol menimbulkan penyakit serius seperti tukak lambung, kerusakan pada hati, hingga komplikasi gangguan psikiatri berat.
"Jangan dilupakan pandemi masih ada, di masa transisi sekarang protokol kesehatan tetap harus dijalankan minimal cuci tangan pakai sabun dan penggunaan masker terutama jika pada kerumunan banyak orang," kata Syamsul.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Momen libur dari rutinitas pekerjaan bukan berarti kita hanya malas-malasan apalagi sampai makan seenaknya tanpa kontrol kesehatan diri," kata dia di Banjarbaru, Minggu.
Untuk aktivitas fisik, Syamsul menjelaskan dapat dilakukan dengan olahraga ringan selama 30 menit setiap hari dengan menggerakkan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan pembakaran energi.
"Kalau tidak kuat joging, cukup berjalan menaiki dan menuruni tangga seperti jalan biasa atau bisa juga push-up dan sit-up di rumah," ujar Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM ini.
Kemudian waktu istirahat yang cukup juga penting diterapkan sesuai usia dari seseorang agar kondisi fisik dan psikis tetap prima.
Pada orang dewasa, beberapa orang mungkin membutuhkan jam tidur sebanyak minimal enam jam atau maksimal 10 jam setiap harinya.
Sedangkan orang lanjut usia membutuhkan antara tujuh hingga delapan jam tidur setiap harinya.
Terkait gizi seimbang, Syamsul menyebut dapat diartikan pula diet seimbang yaitu konsumsi makanan mengandung 50 hingga 60 persen karbohidrat, 12 hingga 20 persen protein dan 30 persen lemak.
Di Indonesia ada juga kampanye mengenai gizi seimbang yang bernama "Isi Piringku” yang terdiri dari setengah dari piring seseorang harus terdiri dari buah dan sayuran serta setengah lainnya harus terdiri dari biji-bijian dan protein.
Direkomendasikan pula untuk menyertai setiap makan dengan satu porsi produk susu rendah lemak atau sumber nutrisi lain yang ditemukan dalam produk susu.
Di sisi lain, hal yang merusak kesehatan juga wajib dihindari seperti merokok atau sekadar menghisap asap rokok dari orang lain karena bisa memicu meningkatkan resiko kanker, serangan asma, masalah paru-paru, infeksi tenggorokan dan mata.
Begitu juga minuman beralkohol menimbulkan penyakit serius seperti tukak lambung, kerusakan pada hati, hingga komplikasi gangguan psikiatri berat.
"Jangan dilupakan pandemi masih ada, di masa transisi sekarang protokol kesehatan tetap harus dijalankan minimal cuci tangan pakai sabun dan penggunaan masker terutama jika pada kerumunan banyak orang," kata Syamsul.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023