Kelompok tani binaan PLN menarik perhatian pemerintah Vietnam, Thailand hingga Italia karena berhasil meraup untung hingga ratusan juta rupiah.

Dalam rilis yang diterima Antara Kalsel, Kamis, untuk meningkatkan hasil panen petani Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kayuh Baimbai di Desa Simpang Empat, PLN memberikan bantuan berupa sistem pengairan menggunakan listrik yang tidak bergantung kepada curah hujan.

Misrani, salah satu anggota Gapoktan, mengatakan kerja sama dengan PLN mulai dibangun pada 2021 dengan melibatkan 133 petani dari 10 kelompok. 

"Berkat bantuan PLN, kelompok tani kami berhasil menjadi  percontohan dan tujuan magang favorit bagi mahasiswa," ujar Misrani. 

Misrani menambahkan, sebelumnya proses pengairan dilakukan secara manual yang memakan waktu dan tenaga.

"Dengan listrik, kami dapat mengaliri 6000 tanaman dalam waktu hanya 15 menit," imbuh Misrani. 
 
Gapoktan Kayuh Baimbai binaan PLN berhasil budidaya tanaman tomat. (ANTARA/Firman)


General Manager PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan Abdul Salam Nganro mengatakan penggunaan listrik mendorong sektor pertanian menjadi lebih produktif. 

"Dengan program irigasi berbasis listrik, petani meraup hasil panen hingga 3 kali lipat," kata Salam. 

Salam juga menjelaskan program "electrifying agriculture" sejalan dengan prinsip Environment, Social dan Governance (ESG) yang dijalankan perusahaan. 

"Dengan program ini, kami berharap dapat mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan petani di Kalimantan Selatan," imbuh Salam. 

Kesuksesan program electrifying agriculture menjadikannya ramai diminati petani dan masyarakat. Hingga kini, sebanyak 185.856 pelanggan yang terdaftar menggunakan listrik untuk pertanian. 

Selain meningkatkan hasil panen, penggunaan listrik dalam pertanian juga menghemat biaya operasional dan tenaga yang digunakan.

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023