Anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Karlie Hanafi Kalianda mengatakan, Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila salah satu upaya menangkal paham radikal, ekstrem dan teroris muncul di Indonesia, termasuk di provinsinya.
Oleh karenanya perlu sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila tersebut secara intens dan terus menerus hingga pedesaan, ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan (Dapil) Kalsel III/Kabupaten Barito Kuala (Batola) melalui telepon seluler, Senin malam.
Pasalnya, menurut wakil rakyat bergetar sarjana dan magister serta doktor ilmu hukum itu, pemahaman dan penerapan nilai-nilai luhur Pancasila tersebut belakangan ini terkesan memudar.
Sebagai contoh masa kini terlihat dari berbagai konflik berbasis intoleransi agama atau budaya yang semakin kerap bermunculan di daerah seluruh Indonesia, ujar anggota DPRD Kalsel beberapa periode itu.
Oleh sebab itu, perlu upaya-upaya pengenalan kembali dan pembinaan nilai-nilai Pancasila sebagai pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan menyosialisasikan Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila melibatkan pihak pemerintah, swasta, dan akademisi.
"Seperti halnya yang kita laksanakan di Desa Karang Bunga Batola, 27 Februari 2023," ujar Karlie yang juga dosen perguruan tinggi swasta di "Kota Seribu Sungai" Banjarmasin itu.
Menurut mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin itu, gerakan-gerakan radikal, ekstrem- dan terorisme yang bisa terjadi di Indonesia karena beberapa faktor antara lain mentalitas yang tidak stabil sehingga ingin mencari hal baru.
Sementara ekonomi yang kian hari jurangnya makin melebar, persoalan budaya yang menurut mereka harus perombakan secara radikal, serta wawasan keilmuan keagamaan yang kurang.
“Hal itu semua hanya dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman atau pandangan hidup bisa menangkal , gerakan-gerakan radikal, ekstrem dan terorisme,” tegas Karlie.
Dalam sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di daerah pertanian pasang surut Batola dengan penduduknya yang majemuk itu menghadirkan Staf Ahli DPRD Kalsel H Puar Junaidi sebagai narasumber.
Sedangkan Puar dalam paparannya antara lain menyarankan, langkah-langkah membiasakan dan menyerukan pandangan menghargai, menghormati, terbuka, dan moderat, memperkuat wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
Menurut mantan anggota DPRD Kalsel beberapa kali itu, radikalisme maupun terorisme bertentangan dengan Pancasila karena tidak sejalan dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, musyawarah, dan keadilan.
Ia menambahkan, Pancasila sebagai benteng agar tidak terpapar radikalisme dan terorisme. Masyarakat harus memahami dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta tidak mudah terpengaruh berita-berita hoax yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan.
"Karenanya semua komponen masyarakat harus saling bahu membahu, bekerjasama untuk menegakkan Pancasila sebagai benteng agar terhindar dari pengaruh radikalisme maupun terorisme," ucap Puar Junaidi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Oleh karenanya perlu sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila tersebut secara intens dan terus menerus hingga pedesaan, ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan (Dapil) Kalsel III/Kabupaten Barito Kuala (Batola) melalui telepon seluler, Senin malam.
Pasalnya, menurut wakil rakyat bergetar sarjana dan magister serta doktor ilmu hukum itu, pemahaman dan penerapan nilai-nilai luhur Pancasila tersebut belakangan ini terkesan memudar.
Sebagai contoh masa kini terlihat dari berbagai konflik berbasis intoleransi agama atau budaya yang semakin kerap bermunculan di daerah seluruh Indonesia, ujar anggota DPRD Kalsel beberapa periode itu.
Oleh sebab itu, perlu upaya-upaya pengenalan kembali dan pembinaan nilai-nilai Pancasila sebagai pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan menyosialisasikan Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila melibatkan pihak pemerintah, swasta, dan akademisi.
"Seperti halnya yang kita laksanakan di Desa Karang Bunga Batola, 27 Februari 2023," ujar Karlie yang juga dosen perguruan tinggi swasta di "Kota Seribu Sungai" Banjarmasin itu.
Menurut mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin itu, gerakan-gerakan radikal, ekstrem- dan terorisme yang bisa terjadi di Indonesia karena beberapa faktor antara lain mentalitas yang tidak stabil sehingga ingin mencari hal baru.
Sementara ekonomi yang kian hari jurangnya makin melebar, persoalan budaya yang menurut mereka harus perombakan secara radikal, serta wawasan keilmuan keagamaan yang kurang.
“Hal itu semua hanya dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman atau pandangan hidup bisa menangkal , gerakan-gerakan radikal, ekstrem dan terorisme,” tegas Karlie.
Dalam sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di daerah pertanian pasang surut Batola dengan penduduknya yang majemuk itu menghadirkan Staf Ahli DPRD Kalsel H Puar Junaidi sebagai narasumber.
Sedangkan Puar dalam paparannya antara lain menyarankan, langkah-langkah membiasakan dan menyerukan pandangan menghargai, menghormati, terbuka, dan moderat, memperkuat wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
Menurut mantan anggota DPRD Kalsel beberapa kali itu, radikalisme maupun terorisme bertentangan dengan Pancasila karena tidak sejalan dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, musyawarah, dan keadilan.
Ia menambahkan, Pancasila sebagai benteng agar tidak terpapar radikalisme dan terorisme. Masyarakat harus memahami dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta tidak mudah terpengaruh berita-berita hoax yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan.
"Karenanya semua komponen masyarakat harus saling bahu membahu, bekerjasama untuk menegakkan Pancasila sebagai benteng agar terhindar dari pengaruh radikalisme maupun terorisme," ucap Puar Junaidi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023