Pertumbuhan ekonomi di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, tahun 2022 menunjukkan kenaikan luar biasa bahkan menjadi angka pertumbuhan tertinggi yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
 
"Kami bersyukur pertumbuhan ekonomi tahun 2022 menjadi angka pertumbuhan paling tinggi sejak status Banjarbaru menjadi kota," ujar Wali Kota M Aditya Mufti Ariffin pada siaran pers diterima, Jumat malam.
 
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Banjarbaru menembus 7,93 persen dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak alih status Kota Administratif menjadi Kota pada 1999.
 
Menurut wali kota, pihaknya sangat bersyukur perekonomian di kota Idaman berada di posisi puncak setelah mengalami kondisi sulit akibat pandemi COVID-19 yang melumpuhkan berbagai sektor.
 
Ia mengatakan, keberhasilan itu tidak lepas dari kombinasi aktivitas masyarakat yang makin menggeliat dan kebijakan Pemkot Banjarbaru mendorong aktivitas ekonomi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi.
 
"Keberhasilan hingga meraih angka pertumbuhan ekonomi tertinggi ini menjadi bukti geliat ekonomi pada berbagai sektor usaha telah berjalan dengan baik dan semuanya berkat dukungan seluruh pihak," ucapnya.
 
Di sisi lain, Aditya mengingatkan agar tetap waspada terhadap berbagai persoalan ke depan seiring ancaman resesi global, seperti yang terjadi saat ini berupa inflasi atau kenaikan harga komoditas bahan pokok.
 
"Kami komitmen memecahkan setiap persoalan dengan kebijakan tepat sasaran seperti kenaikan harga bahan pokok dengan solusi operasi pasar murah di lima kecamatan dan pembagian beras tiap kelurahan," ungkapnya.
 
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengendalian Daerah (Bappeda) Banjarbaru Kanafi, menyebutkan sejumlah sektor yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru sepanjang tahun 2022.
 
Ia menyebut, tingginya pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru paling besar disumbang sektor perhubungan dengan keberadaan Bandara Internasional Syamsudin Noor yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin.
 
"Sektor perdagangan dan jasa yang terus tumbuh dan menggeliat meski baru pulih dari pandemi COVID-19 dengan kemajuan yang luar biasa sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi," kata dia.
 
Dikatakan, penetapan status ibukota Provinsi Kalimantan Selatan yang resmi disandang pada 2022 menjadi salah satu faktor pendorong utama sehingga membuat sektor investasi di Banjarbaru meningkat pesat.
 
"Sektor investasi meningkat tahun 2022 sebesar Rp645 miliar sebagai efek pemindahan ibukota Kalsel ke Banjarbaru. Pertumbuhan ekonomi juga didongkrak pusat pelayanan publik semakin membaik," ujarnya.
 
Diketahui, pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru tidak pernah menembus angka 7 persen dimulai pada tahun 2001-2003 sesuai data BPS RI yang hanya sebesar 5,31 persen, lalu 4,66 persen dan 5,41 persen.
 
Kemudian, tahun 2004-2005, angka pertumbuhan yang sama yakni 5,11 persen dan tahun 2016 di angka 5,63 persen, tahun 2007-2009 sebesar 5,66 persen, 5,83 persen dan 5,91 persen serta tahun 2010-2012 sebesar 5,85 persen, 5,99 persen dan 6,54 persen.
 
Selanjutnya pertumbuhan ekonomi tahun 2013-2015 yakni 5,96 persen, 6,86 persen dan 6,91 persen. Tahun 2016-2018 sebesar 6,94 persen, 6,96 persen dan 6,90 persen hingga tahun 2019-2021 sempat anjlok karena pandemi COVID-19 berada pada 6,85 persen, -1,83 persen dan 3,32 persen.
 
 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023