Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Tanah Laut, Kalimantan Selatan HM Faried Widyatmoko mengatakan, pada tahun 2022 luas tanam padi sawah petani di Kabupaten Tanah Laut mencapai 39.000 hektare.
"Luas lahan baku sawah petani di Tanah Laut tahun 2021 dari data Kementerian Pertanian 29.313 hektare. Namun, pada tahun 2022 terjadi kenaikan menjadi 39.000 hektare," ujar HM Faried Widyatmoko, di Pelaihari, Senin.
Menurut dia, adanya kenaikan itu dikarenakan adanya sebagian petani di Tanah Laut mampu melakukan panen dua kali dalam setahun.
Sedangkan jenis padi dominan yang ditanam petani di Tanah Laut, sebut dia, berupa varietas lokal dan sebagian saja varietas unggul.
"Petani kita sangat jarang menanam padi varietas unggul. Hal itu dikarenakan kondisi air sawah yang cukup dalam," terangnya.
Dari kenyataan tersebut, papar dia, penataan air di sawah petani perlu perbaikan secara menyeluruh.
Apabila ini bisa dilakukan, ungkap dia, tidak mustahil petani mampu panen dua hingga tiga kali dalam setahun.
Berkaitan dengan tata kelola air sawah, kata dia, pihaknya telah meminta Dinas Pertanian Kalsel dan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan untuk menata pengairan sawah di Tanah Laut.
"Pengaturan pengairan sawah harus terpadu karena ada kaitannya dengan pengaturan ketinggian air," terangnya.
Lebih lanjut dia mengemukakan, terkait dengan ketersediaan pupuk di Tanah Laut, pihaknya pada tahun 2023 telah mengusulkan ke pemerintah pusat 12.400 ton pupuk NPK dan 6.000 ton pupuk Urea.
Dari jumlah itu, sambung dia, pemerintah pusat merealisasikan pupuk NPK 12.000 ton dan pupuk Urea teralisasi 12.000 ton.
"Pupuk NPK realisasinya kurang 400 ton, sedangkan pupuk Urea realisasinya justru mengalami peningkatan dari 6.000 ton menjadi 12.000 ton," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Luas lahan baku sawah petani di Tanah Laut tahun 2021 dari data Kementerian Pertanian 29.313 hektare. Namun, pada tahun 2022 terjadi kenaikan menjadi 39.000 hektare," ujar HM Faried Widyatmoko, di Pelaihari, Senin.
Menurut dia, adanya kenaikan itu dikarenakan adanya sebagian petani di Tanah Laut mampu melakukan panen dua kali dalam setahun.
Sedangkan jenis padi dominan yang ditanam petani di Tanah Laut, sebut dia, berupa varietas lokal dan sebagian saja varietas unggul.
"Petani kita sangat jarang menanam padi varietas unggul. Hal itu dikarenakan kondisi air sawah yang cukup dalam," terangnya.
Dari kenyataan tersebut, papar dia, penataan air di sawah petani perlu perbaikan secara menyeluruh.
Apabila ini bisa dilakukan, ungkap dia, tidak mustahil petani mampu panen dua hingga tiga kali dalam setahun.
Berkaitan dengan tata kelola air sawah, kata dia, pihaknya telah meminta Dinas Pertanian Kalsel dan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan untuk menata pengairan sawah di Tanah Laut.
"Pengaturan pengairan sawah harus terpadu karena ada kaitannya dengan pengaturan ketinggian air," terangnya.
Lebih lanjut dia mengemukakan, terkait dengan ketersediaan pupuk di Tanah Laut, pihaknya pada tahun 2023 telah mengusulkan ke pemerintah pusat 12.400 ton pupuk NPK dan 6.000 ton pupuk Urea.
Dari jumlah itu, sambung dia, pemerintah pusat merealisasikan pupuk NPK 12.000 ton dan pupuk Urea teralisasi 12.000 ton.
"Pupuk NPK realisasinya kurang 400 ton, sedangkan pupuk Urea realisasinya justru mengalami peningkatan dari 6.000 ton menjadi 12.000 ton," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023